SUMENEP, KOMPAS.com - Setelah sekitar dua bulan diluncurkan, program Koperasi Merah Putih di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur jalan di tempat.
Hingga kini, mayoritas koperasi yang terbentuk vakum karena pengurus dan anggota tidak tahu cara memulai usaha tanpa modal.
Ketua Koperasi Merah Putih Desa Batu Putih Laok, Aswan (53) mengaku tidak melakukan apa-apa karena koperasi yang dipimpinnya sama sekali tidak memiliki modal.
Menurut dia, mengandalkan simpanan wajib dan simpanan pokok anggota sangat tidak mungkin.
“Masa mau keluarkan uang pribadi, kan enggak mungkin. Andai ada bantuan, minimal Rp 10 juta, mungkin bisa mencari cara membuka usaha,” kata Aswan kepada Kompas.com, Kamis (18/9/2025).
Baca juga: Puluhan Koperasi Merah Putih di Gunungkidul Siap Jadi Agen Elpiji 3 Kilogram
Aswan menilai, sebenarnya ada sejumlah potensi usaha di desanya, mulai dari pupuk, elpiji, hingga apotek yang belum ada di Batu Putih Laok.
“Pupuk bisa dikuasai koperasi, itu bapak ibu ikut semua, saya yakin. Bisa juga ke elpiji, bisa juga apotek. Saya juga rencana apotek,” ujar dia.
Sejauh ini, arahan yang diterima hanya melalui zoom meeting, baik dari Dinas Koperasi Sumenep maupun kementerian.
“Sejauh ini arahan hanya zoom saja. Padahal lebih baik ketemu langsung. Kadang zoom dari dinas Sumenep, kadang dari kementerian,” ucap dia.
“Tapi yang mengikuti tidak sampai seperempat anggota, karena kesibukan masing-masing,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Fatlillah, Ketua Koperasi Merah Putih Kebun Dadap Timur, Kecamatan Saronggi.
Hingga kini, koperasi yang dipimpinnya juga belum berjalan.
“Untuk sementara Koperasi Merah Putih jalan di tempat, menunggu petunjuk yang lebih jelas,” kata Fatlillah sambil tersenyum.
Baca juga: Bermodal Kepercayaan, Koperasi Merah Putih Batam Mulai Berjalan di Kawasan Pesisir
Ia mengatakan bahwa sosialisasi sebenarnya sudah dilakukan ke masyarakat.
Namun, mayoritas warga lebih tertarik meminjam daripada ikut membayar simpanan wajib maupun simpanan pokok.
“Orang lebih banyak yang mau pinjam. Dan beberapa kali kami mengikuti zoom meeting. Tapi setelah itu belum ada arahan lain,” ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang