SURABAYA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan mutilasi TAS (25) oleh kekasihnya Alvi Maulana (24) berhasil ditangkap Polres Mojokerto di sebuah rumah kos di kawasan Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (7/9/2025) dini hari.
Ketua RT 01 RW 01 Lidah Wetan, Heru Krisbiantoro membenarkan adanya penangkapan salah satu warga kos yang bernama Alvi.
Ia sempat diminta mendampingi polisi saat melakukan penggerebekan.
“Iya, jadi waktu Minggu (7/9/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB saya didatangi sama Polrestabes Mojokerto minta izin untuk penggeledahan,” kata Heru, Rabu (10/9/025).
Baca juga: Kapolres Mojokerto Kunjungi Rumah Keluarga Korban Mutilasi di Lamongan
Ia menyebut, polisi dari Polres Mojokerto terlebih dulu mendatanginya untuk menginformasikan rencana penangkapan terduga pelaku kasus mutilasi.
Setelah itu, penangkapan dilakukan dengan pendampingan Heru.
“Nah di dalam (kos-kosan) memang sudah ada pelaku, awalnya diketuk-ketuk, tapi (pelaku) enggak keluar, akhirnya didobrak. Terus polisi langsung gerak cepat, pelaku langsung diringkus sama barang bukti diamankan,” jelasnya.
Baca juga: Kedatangan Jenazah TAS Korban Mutilasi di Pacet Disambut Isak Tangis Keluarga
Kemudian, pihak kepolisian kembali meminta izin kepada Heru untuk melakukan penggeledahan kembali pada sore harinya.
Ia mengungkapkan, saat itu polisi menemukan sejumlah barang bukti seperti bantal, guling, cikrak, dan sapu lidi yang terdapat bercak darah.
“Jadi kemarin pihak polisi membawa mulai bantal, guling, cikrak, sampai sapu lidi yang biasanya dipakai di depan sini ternyata ada bercak darahnya. Itu semua diamankan sebagai barang bukti,” ujarnya.
Baca juga: Liang Pemakaman Korban Mutilasi di Pacet Sudah Disiapkan, Pintu Masuk RT Juga Dibatasi
Usai penangkapan, rumah kos tempat Alvi tinggal langsung dipasang garis polisi.
Setelah itu, Heru juga memanggil pemilik kos, Budiono untuk meminta identitas pelaku.
Namun, pihaknya mengungkapkan ternyata Alvi tidak pernah mau menyerahkan identitas apapun kepada pemilik kos setelah sekitar 5 bulan bertempat tinggal.
“Katanya pak Budi setiap kali orangnya dimintai identitas itu cuma selalu dijanjikan saja, tapi belum pernah diberikan. Sedangkan kalau penghuni kos lain pas menyetorkan (identitas pribadinya),” terangnya.
Beberapa tetangga kos yang melaporkan kepada Heru mengatakan bahwa sudah sejak lama Alvi bertengkar dengan korban di setiap malam.