Ketua RT 01 RW 01 Lidah Wetan, Heru Krisbiantoro membenarkan adanya penangkapan salah satu warga kos yang bernama Alvi.
Ia sempat diminta mendampingi polisi saat melakukan penggerebekan.
“Iya, jadi waktu Minggu (7/9/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB saya didatangi sama Polrestabes Mojokerto minta izin untuk penggeledahan,” kata Heru, Rabu (10/9/025).
Ia menyebut, polisi dari Polres Mojokerto terlebih dulu mendatanginya untuk menginformasikan rencana penangkapan terduga pelaku kasus mutilasi.
Setelah itu, penangkapan dilakukan dengan pendampingan Heru.
“Nah di dalam (kos-kosan) memang sudah ada pelaku, awalnya diketuk-ketuk, tapi (pelaku) enggak keluar, akhirnya didobrak. Terus polisi langsung gerak cepat, pelaku langsung diringkus sama barang bukti diamankan,” jelasnya.
Kemudian, pihak kepolisian kembali meminta izin kepada Heru untuk melakukan penggeledahan kembali pada sore harinya.
Ia mengungkapkan, saat itu polisi menemukan sejumlah barang bukti seperti bantal, guling, cikrak, dan sapu lidi yang terdapat bercak darah.
“Jadi kemarin pihak polisi membawa mulai bantal, guling, cikrak, sampai sapu lidi yang biasanya dipakai di depan sini ternyata ada bercak darahnya. Itu semua diamankan sebagai barang bukti,” ujarnya.
Usai penangkapan, rumah kos tempat Alvi tinggal langsung dipasang garis polisi.
Setelah itu, Heru juga memanggil pemilik kos, Budiono untuk meminta identitas pelaku.
Namun, pihaknya mengungkapkan ternyata Alvi tidak pernah mau menyerahkan identitas apapun kepada pemilik kos setelah sekitar 5 bulan bertempat tinggal.
“Katanya pak Budi setiap kali orangnya dimintai identitas itu cuma selalu dijanjikan saja, tapi belum pernah diberikan. Sedangkan kalau penghuni kos lain pas menyetorkan (identitas pribadinya),” terangnya.
Beberapa tetangga kos yang melaporkan kepada Heru mengatakan bahwa sudah sejak lama Alvi bertengkar dengan korban di setiap malam.
“Kalau kemarin dari tetangganya yang sebelah kiri itu bilang kalau mereka berdua sering cekcok setiap malam. Tapi kan tetangganya juga enggak pernah menyangka bakal kejadian sampai begini,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa Alvi maupun korban merupakan orang yang sangat tertutup pada tetangga maupun orang-orang sekitarnya.
“Mereka memang orangnya tertutup, tetangga sekitar saja enggak tahu Alvi itu orangnya seperti apa karena memang jarang banget komunikasi,” ucapnya.
Diketahui, kasus tersebut bermula saat ditemukan puluhan potongan tubuh korban milik perempuan TAS (25) asal Pacitan, Jatim, di semak-semak wilayah Pacet, Mojokerto, pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
Hubungan pelaku dengan korban merupakan sepasang kekasih, belum menikah tetapi tinggal dalam satu atap.
Motifnya dilatari karena sakit hati dengan sikap korban selama berhubungan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/10/183009378/ketua-rt-ungkap-pelaku-mutilasi-dan-korban-sering-cekcok-tiap-malam