BANGKALAN, KOMPAS.com - Kasus campak di Kabupaten Bangkalan masih menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.
Hingga saat ini, sebanyak 21 pasien anak masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamrabu Bangkalan.
Humas RSUD Syamrabu Bangkalan, Moh Syaiful Bahri, mengungkapkan bahwa pihaknya masih merawat 21 pasien yang menunjukkan gejala klinis campak.
"Untuk saat ini masih ada 21 pasien suspek campak," ucapnya pada Selasa (9/9/2025).
Syaiful menambahkan, peningkatan jumlah pasien campak terjadi dengan cukup cepat.
Baca juga: Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Pada tanggal 2 September, jumlah pasien campak tercatat sebanyak 11 anak, sedangkan jumlah awal pada tanggal 28 Agustus adalah 17 pasien.
"Tanggal 2 kemarin masih 11 pasien," ujarnya.
Seluruh pasien campak saat ini dirawat di ruang isolasi anak yang terletak di lantai 3 rumah sakit.
Tiga ruang isolasi tersebut sudah terisi penuh akibat lonjakan kasus yang terjadi.
"Pasien ada di ruang isolasi anak," imbuhnya.
Baca juga: Kejar Capaian Imunisasi Campak, Ratusan Siswa SD di Bangkalan Segera Divaksin
Dokter spesialis anak RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Mega Malynda, menekankan pentingnya imunisasi untuk melindungi anak dari infeksi campak.
"Jadi, imunisasi campak itu sangat penting. Ada dua manfaat yakni bisa melindungi anak dari campak dan bisa meringankan gejala saat anak terinfeksi campak," ungkapnya.
Lebih lanjut, Mega memperingatkan bahwa anak yang tidak mendapatkan vaksin campak berisiko mengalami berbagai komplikasi serius saat terinfeksi virus morbili.
"Beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada penderita campak yaitu mulai infeksi pada paru-paru hingga infeksi radang otak," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang