KEDIRI, KOMPAS.com - Bupati Kediri, Jawa Timur, Hanindhito Himawan Pramana, mengungkapkan bahwa kerugian akibat kerusuhan yang terjadi dalam aksi solidaritas pada Sabtu (30/8/2025) diperkirakan mencapai Rp 500 miliar.
Estimasi ini mencakup nilai awal dari kerusakan aset dan bangunan, namun belum termasuk kerugian lainnya seperti kendaraan yang rusak dan gedung yang terbakar.
Proses penghitungan kerugian saat ini tengah berlangsung dengan melibatkan ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Hasil penghitungan tersebut diperkirakan akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
“Kita menggunakan ahli dari ITS untuk menghitung (kerugian) dari kerusakan bangunan,” ujar Bupati Hanindhito Himawan, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Kantor Hangus Dibakar Massa, DPRD Kediri Ngantor di GNI
Aksi tersebut dimulai dengan kerumunan massa yang melakukan perusakan dan pembakaran di Gedung DPRD, Kantor Samsat, serta gedung perkantoran di kompleks Pemkab Kediri.
Selain merusak, mereka juga terlibat dalam tindakan penjarahan.
Hanindhito mengungkapkan keprihatinannya, mengingat pelaku kerusuhan sebagian besar adalah pelajar berusia antara 14-17 tahun.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Kediri, bekerja sama dengan kepolisian, akan memberlakukan jam malam bagi pelajar.
“Mulai dari hari ini (Senin (1/9/2025) kami menerapkan jam malam,” lanjut Mas Dhito, sapaan akrab Bupati.
Jam malam ini akan dimulai pukul 21.00 WIB, dengan pengawasan dari aparat keamanan yang akan melakukan patroli rutin.
Baca juga: Museum Dirusak, Bupati Kediri: Mohon Kembalikan Artefak Bersejarah
Petugas akan menindak kerumunan yang ada, sehingga setiap pelajar diharapkan sudah berada di rumah sebelum waktu tersebut.
Pemberlakuan jam malam ini terutama difokuskan di wilayah rawan, yaitu Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Pare, dan akan berlangsung hingga situasi kembali kondusif.
Hanindhito juga mengimbau orang tua, wali murid, dan guru untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak dan siswa mereka.
Ia berharap masyarakat dapat menjaga keamanan di wilayah masing-masing.