Salin Artikel

Estimasi Awal, Kerugian Akibat Kerusuhan di Kediri Capai Rp 500 Miliar

Estimasi ini mencakup nilai awal dari kerusakan aset dan bangunan, namun belum termasuk kerugian lainnya seperti kendaraan yang rusak dan gedung yang terbakar.

Proses penghitungan kerugian saat ini tengah berlangsung dengan melibatkan ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS).

Hasil penghitungan tersebut diperkirakan akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.

“Kita menggunakan ahli dari ITS untuk menghitung (kerugian) dari kerusakan bangunan,” ujar Bupati Hanindhito Himawan, Senin (1/9/2025).

Pemberlakuan jam malam

Aksi tersebut dimulai dengan kerumunan massa yang melakukan perusakan dan pembakaran di Gedung DPRD, Kantor Samsat, serta gedung perkantoran di kompleks Pemkab Kediri.

Selain merusak, mereka juga terlibat dalam tindakan penjarahan.

Hanindhito mengungkapkan keprihatinannya, mengingat pelaku kerusuhan sebagian besar adalah pelajar berusia antara 14-17 tahun.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Kediri, bekerja sama dengan kepolisian, akan memberlakukan jam malam bagi pelajar.

“Mulai dari hari ini (Senin (1/9/2025) kami menerapkan jam malam,” lanjut Mas Dhito, sapaan akrab Bupati.

Jam malam ini akan dimulai pukul 21.00 WIB, dengan pengawasan dari aparat keamanan yang akan melakukan patroli rutin.

Petugas akan menindak kerumunan yang ada, sehingga setiap pelajar diharapkan sudah berada di rumah sebelum waktu tersebut.

Pemberlakuan jam malam ini terutama difokuskan di wilayah rawan, yaitu Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Pare, dan akan berlangsung hingga situasi kembali kondusif.

Hanindhito juga mengimbau orang tua, wali murid, dan guru untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak dan siswa mereka.

Ia berharap masyarakat dapat menjaga keamanan di wilayah masing-masing.

Selain itu, Bupati juga akan mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling) di setiap desa dan telah berkoordinasi dengan camat untuk menindaklanjuti hal tersebut.

“Diharapkan para kepala desa untuk bisa menggerakkan warganya bersama dengan Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas,” tambahnya.

Sebagai bagian dari upaya pemulihan, Pemkab Kediri menggelar doa bersama lintas agama di halaman kantor Pemkab pada Senin (1/9/2025).

Hanindhito berharap melalui acara tersebut, Kabupaten Kediri dapat segera berbenah dan bangkit, tidak hanya dalam hal fisik bangunan, tetapi juga semangat para pemangku kepentingan dan pegawai.

“Harapannya semoga kita lekas bangkit, tidak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan,” pungkas Mas Dhito.

Sebelumnya, aksi solidaritas untuk Affan Kurniawan itu berujung pada perusakan dan pembakaran sejumlah fasilitas umum pada Sabtu (30/8/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/09/01/230137278/estimasi-awal-kerugian-akibat-kerusuhan-di-kediri-capai-rp-500-miliar

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com