SITUBONDO, KOMPAS.com - Dugaan kekerasan menimpa seorang wartawan yang meliput aksi demo sekelompok orang yang mengaku dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Alun-alun Situbondo pada Kamis (31/7/2025) lalu.
Dalam aksi tersebut, wartawan bernama Humaidi itu diduga menjadi korban aksi kekerasan yang dilakukan oleh simpatisan Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo. Saat itu, sang wartawan diduga melontarkan pertanyaan yang berujung pada perselisihan.
"Saya waktu itu berusaha bertanya kepada Bupati terkait investor mana yang terganggu atas adanya LSM, lalu bupati merespons dan berusaha mengambil handphone saya, dan saya refleks yang membuat hampir handphone saya jatuh," kata Humaidi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (2/8/2025).
Baca juga: Respon Bupati Situbondo Terkait Pegawai Pasir Putih Blokade Jalan Pantura
Setelah kejadian itu, Humaidi merasakan ada yang menariknya dari belakang. Dia tidak mengetahui pelaku penarikan tersebut, namun yang diingatnya hanya saat dia terjatuh dan terinjak yang membuatnya kesakitan.
"Saya jatuh dan saya tidak melihat siapa yang menariknya, setelah itu saya dibawa ke pendopo," kata dia.
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo pun memberikan tanggapan atas peristiwa ini.
Rio mengaku sama sekali tidak melakukan kekerasan atau melakukan penghalangan terhadap kerja pers.
Dia malah berkomitmen terhadap kebebasan pers dan keterbukaan terhadap kritik yang disampaikan secara santun dan konstruktif, sehingga penyampaian aspirasi bisa diterima dengan baik.
"Saya menyampaikan dengan baik agar wawancara tidak dilakukan saat saya berdialog dengan massa aksi, supaya tidak menimbulkan salah persepsi di tengah situasi yang cukup dinamis."
"Tidak ada kekerasan atau kata-kata kasar seperti yang diberitakan," tegas Rio.
Menurut dia, kehadirannya di tengah-tengah demonstran adalah wujud iktikad baik untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat.
Baca juga: Bupati Situbondo Sidak SPBU, Temukan 26 Jeriken Penimbun BBM Subsidi
Namun, sangat disayangkan ada insiden miskomunikasi saat ada wartawan yang mencoba mewawancarainya di tengah kerumunan massa.
"Saya mengenal saudara Humaidi dan sering bertemu dalam berbagai kegiatan. Saya juga terbuka terhadap kritik yang membangun, tetapi tentu ada etika dan waktu yang tepat dalam melakukan wawancara, apalagi di tengah situasi demonstrasi," kata dia.
Rio juga menyayangkan terjadinya insiden dorong-dorongan yang menimpa Humaidi, yang dilakukan oleh orang di luar kendalinya.
Dia menegaskan, tidak ada arahan, apalagi pembiaran dari dirinya terhadap kekerasan fisik.