PONOROGO, KOMPAS.com – Warga Desa Jimbe, Desa Plalangan dan Desa Jenangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menghentikan puluhan truk tambang yang melintas di sepanjang Jalan Raya Ponorogo-Jenangan pada Selasa (29/7/2025).
Kepala Dinas Perhubungan Ponorogo, Wahyudi mengatakan, warga di Kecamatan Jenangan mulai mengeluhkan keberadan truk pasir batu atau sirtu galian c yang melintas dan membuat jalan raya penghubung Kecamatan Jenangan dengan Kecamatan Ngebel rusak.
“Di wilayah sini banyak jalan yang rusak yang diindikasikan akibat kegiatan itu. Kan ada jalan yang kondisinya baik, harapannya ya bisa dipelihara,” ujarnya saat ditemui di sela-sela pengawasan terhadp aksi warga tersebut.
Baca juga: Modus Buka Warkop, Wanita 49 Tahun di Ponorogo Ternyata Penombok Judi Online
Kapolsek Jenangan, AKP Amrih Widodo mengatakan, selain menghentikan truk sirtu, warga juga mengajak sopir truk mengikuti audiensi yang dihadiri oleh Camat Jenangan Sugeng Prasetyo.
Audiensi ini menghasilkan 8 tuntutan warga terhadap sopir sopir truk dan pemilik tambang.
"Tuntutannya, pukul 06.00 WIB sampai 07.00 WIB truk dilarang beroperasi, truk bak jumbo dilarang beroperasi, serta truk dilarang ugal-ugalan. Truk dilarang beroperasi sampai malam, truk melebihi muatan pasir harus dikurangi dari tempat, melanggar jam operasional truk yang melanggar muatan pasir akan diturunkan paksa, apabila melanggar dikenakan sanksi administrasi Rp 2 juta dan pelaku tambang untuk perbaikan jalan yang rusak,” katanya.
Baca juga: Modus Bujuk Rayu dengan Uang, Bapak di Ponorogo Lakukan Tindak Asusila terhadap Anak di Bawah Umur
Dinas Perhubungan Ponorogo rencananya akan menggelar sweeping terhadap truk tambang pasir yang over dimension dan over loading (ODOL) yang melintas di wilayah Kecamatan Jenangan.
“Karena regulasi pada saat ini kegiatan ODOL dibahas di pusat, kami juga sambil menunggu petunjuk dari atasan, tetap kami melakukan pengawasan di jalan,” ucap Wahyudi.
Truk kembali beroperasi setelah sopir truk dan pemilik tambang menyepakati 8 tuntutan warga setelah kegiatan audiensi.
Sunardi salah satu warga yang nyaris tertabrak truk tambang berharap, sopir truk tambang mentaati kesepakatan untuk keselamatan warga.
"Kami tidak ingin terancam nyawa karena jalan rusak. Kami berharap kesepakatan ini harus dipatuhi bersama agar sama-sama menjaga keselamatan di jalan," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang