Modus Buka Warkop, Wanita 49 Tahun di Ponorogo Ternyata Penombok Judi Online
PONOROGO, KOMPAS.com – Polisi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengamankan ES (49), seorang pemilik warung kopi asal Desa Serangan, Kecamatan Sukorejo, yang kedapatan terlibat dalam praktik judi online.
Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, menjelaskan bahwa warung kopi milik ES digunakan sebagai modus untuk menutupi kegiatan ilegal tersebut.
“Warung kopi milik ES ini cuma kedok, karena dia penombok judi online. Alasannya untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya dalam konferensi pers di Polres Ponorogo pada Selasa (29/7/2025).
Baca juga: Takut Suami Judol, Istri Pegang Upah Antar Sabu 19,8 Kg ke Pekanbaru Rp 50 Juta
Andin menambahkan bahwa terungkapnya praktik judi online di warung ES berawal dari keresahan warga yang mulai merasa terganggu dengan aktivitas tersebut.
Dalam pemeriksaan, ES mengaku berperan sebagai penombok nomor togel sekaligus pengepul dengan menerima titipan dari warga lain yang ingin memasang nomor togel.
“Saat kami grebeg, pelaku melakukan perjudian jenis togel online. Juga diamankan barang bukti yang terkait dengan perjudian jenis togel online tersebut,” imbuhnya.
Warga yang ingin memasang nomor togel biasanya datang ke warung ES untuk menitipkan kertas berisi nomor yang akan dipasang beserta uang untuk taruhan.
ES kemudian akan memasang nomor pesanan warga di akun togel miliknya.
Baca juga: 135 Ribu Penerima Bansos di Jabar Dicoret karena Judi Online
Dari lokasi tersebut, polisi mengamankan handphone merek OPPO A16 yang digunakan untuk judi, kertas berisi angka nomor tombokan, serta sejumlah uang tunai.
“Alasan pelaku nekat buka judi online karena kebutuhan hidup tinggi, dengan membuka warung kopi saja tidak mencukupi,” ungkap Andin Wisnu Sudibyo.
Polisi kini akan menjerat pelaku dengan Pasal 45 ayat (3) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang No. 11 tahun 2008, yang mengatur tentang informasi dan transaksi elektronik, dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya 10 tahun.
“Ancaman hukumannya selama-lamanya 10 tahun penjara,” pungkas Andin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang
