SURABAYA, KOMPAS.com - Menyikapi stigma masyarakat terhadap individu yang mencari bantuan kesehatan mental, sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan inovasi platform digital bernama “Curhatorium” yang berbasis gamifikasi.
Platform ini bertujuan memberikan dukungan kesehatan mental bagi generasi muda.
Gamifikasi, yang merupakan penggunaan elemen permainan dalam konteks non-permainan, diharapkan dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan partisipasi pengguna.
Tim yang terdiri dari mahasiswa Usamah, Ni Putu Adina Saridewi, Carin Ongwinata, Ah Dliyaul Adlha Jamalul Lail, dan I Gede Arya Saputra berhasil mendapatkan pendanaan pada Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025.
Ketua tim, Usamah, menjelaskan bahwa Curhatorium dirancang sebagai ruang bagi generasi muda bercerita dan berinteraksi dalam platform digital yang berbasis gamifikasi.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Masa Ujian
Dengan target audiens berusia 16-30 tahun, tim ini berfokus pada kelompok rentan dengan menciptakan platform sebagai bentuk respons empati dan langkah preventif.
“Peer-support itu lebih ringan, relatable, dan menciptakan kedekatan emosional. Kami ingin menjadikan dukungan mental sebagai sesuatu yang membumi, bukan eksklusif atau menakutkan,” kata Usamah, Jumat (11/7/2025).
Curhatorium dilengkapi dengan berbagai fitur, seperti tes kesehatan mental, journaling, konsultasi, serta misi yang akan menghasilkan XP (experience points) dan membuka level baru dengan nama lencana yang unik.
Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, Curhatorium menghadirkan maskot bernama Sanny, sosok matahari yang akan mendampingi pengguna yang disebut Lunar.
Sanny berperan aktif mengajak pengguna tetap konsisten dalam proses refleksi dan pemulihan, sehingga proses healing terasa lebih ringan dan penuh apresiasi.
Sebelum menjadi platform digital, Curhatorium berawal sebagai komunitas yang diuji melalui metode Randomized Controlled Trial (RCT), yang menunjukkan peningkatan signifikan pada kesehatan mental pengguna.
Baca juga: Tinggal di Rumah Sempit? Ini 4 Cara Jaga Privasi demi Kesehatan Mental
“Jadi sebelum kami ubah ke dalam platform digital, kami ajukan survei kepada para responden untuk mengetahui apakah mereka tertarik dengan perubahan ini. Ternyata 67 persen responden mayoritas menyatakan tertarik,” tuturnya.
Usamah juga menambahkan bahwa saat pre-launching, platform ini mendapatkan respons positif dari 257 pengguna awal, yang menunjukkan bahwa Curhatorium dibangun berdasarkan kebutuhan nyata dan validasi pasar yang kuat.
Curhatorium memiliki beberapa fitur unggulan, antara lain mood and productivity tracker, share and talk, support group discussion, missions of the day, deepcard, chatbot dukungan mental, dan webinar.
“Kami juga menyediakan fitur pelaporan melalui website dan media sosial jika terjadi pelanggaran,” ungkapnya.
Dalam menjaga keamanan data pengguna, platform ini menerapkan prosedur operasional standar (SOP) internal dan cookies.
“Sejak awal, kami menerapkan SOP internal yang terintegrasi dengan sertifikasi ISO 27001 untuk menjaga keamanan data pengguna."
"Semua mitra menandatangani perjanjian anonimitas, dan interaksi berlangsung sesuai kaidah pertolongan psikologis pertama,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang