SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi berencana menggelar sweeping jam malam bagi anak, Kamis (3/7/2025).
Petugas bakal menyasar tempat terbuka dan memulangkan para pelanggar.
Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) bernomor 400.2.4/12681/436.7.8/2025, tentang Pembatasan Jam Malam bagi Anak di Kota Surabaya, yang diterbitkan Sabtu (21/6/2025).
Nantinya, petugas gabungan Satpol PP dan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya bakal mulai menggelar sweeping pukul 22.00 WIB.
Baca juga: Besok, Eri Cahyadi Bakal Pimpin Sweeping Jam Malam Anak di Surabaya
Lalu, mereka mendatangi sejumlah taman, jembatan, dan jalanan.
"Penegasan jam malam (bagi anak) kita lakukan insya Allah besok (Kamis). Karena kita membentuk satgas (satuan tugas), sudah terbentuk," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Rabu (2/7/2025).
Eri mengungkapkan, sasaran sweeping adalah anak berusia di bawah 18 tahun yang tidak memiliki kegiatan penting, seperti berpacaran di taman hingga berboncengan tiga ketika menaiki sepeda motor.
"Yang jelas, berboncengan tiga, laki-laki dan perempuan, enggak pakai helm. Terus yang berpacaran di taman, anak pacaran ini orangtuanya sudah tahu atau belum," katanya.
Selanjutnya, para pelanggar yang ditangkap tersebut akan diserahkan ke Satuan Tugas (Satgas) yang ada di RW masing-masing.
Lalu, anak itu akan dilaporkan ke orangtuanya di rumah.
Satgas yang sudah dibentuk tersebut diisi oleh ketua RW, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, anggota polisi, dan TNI, lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta komunitas.
"Satgas itu dibentuk di setiap RW, ketua satgasnya ketua RW, terus ada polisinya. Kita buatkan SK (surat keputusan) masing-masing RW, setelah semua siap maka kita akan turun," ujarnya.
Baca juga: Sweeping Jam Malam di Surabaya, Eri Cahyadi: Anak Bonceng Tiga di Motor Juga Jadi Sasaran
Eri menyebut, pihaknya tidak akan memasukkan pelanggar jam malam tersebut ke asrama.
Sebab, dia ingin para orangtua juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak.
"(Anak) yang malam-malam di taman, enggak ada wong tuwane (tidak ada orangtuanya), tak cekel (saya pegang), tak terno mulih (diantar pulang), difoto sama wong tuwane (difoto sama orangtuanya)," tuturnya.