Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Karapan Marmot di Lumajang, Tradisi Menyambut Musim Kemarau

Kompas.com, 19 Juni 2025, 19:54 WIB
Miftahul Huda,
Icha Rastika

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Suasana sore di Desa Tegal Bangsri, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, begitu ramai, Kamis (19/6/2025).

Warga berkumpul di sekitar arena pacu karapan. Melihat jagoannya melesat kencang. Pekikan semangat dan tawa riang mengiringi setiap detik perlombaan.

Ini bukan soal kerbau gagah atau sapi perkasa yang melesat kencang, melainkan marmot-marmot kecil yang menjadi bintangnya.

Hewan-hewan lucu yang biasanya hanya jadi teman di rumah itu menunjukkan sisi kompetitifnya.

Baca juga: Seekor Marmot Sempat Ganggu Pebalap F1 di GP Kanada

Aturannya sederhana, tak perlu ada joki yang ikut berpacu dengan hewan andalannya seperti di karapan sapi atau kerbau. Di karapan marmot, joki hanya bertugas melepas hewan di garis start.

Setelah itu, mereka hanya perlu bersorak, memanggil-manggil, dan memotivasi marmot-marmotnya agar melaju kencang.

Lintasan sepanjang 50 meter menjadi arena bagi para marmot ini untuk membuktikan siapa yang tercepat.

"Hari ini ada 48 peserta, ada dari Lumajang, Jember, Probolinggo," kata Afandi, panitia karapan marmot, Kamis (19/6/2025).

Tradisi menyambut musim kemarau

Di balik hingar-bingar adu cepat, karapan marmot memiliki makna lebih dalam. Bagi masyarakat Lumajang, tradisi ini juga merupakan penanda atau penyambut musim kemarau.

Sebuah perayaan yang memadukan hiburan dengan kearifan lokal dalam menyikapi perubahan alam.

"Hadiahnya ada tropi, uang, kalau tujuannya untuk hiburan, sama kalau orang sini biasanya kalau sudah ada karapan marmot berarti sudah musim kemarau, karena gak bisa balapan kalau hujan," katanya.

Baca juga: Puncak Kemarau Diprediksi Juli-Agustus, Kalteng Waspadai Ancaman Karhutla

Marmot yang ikut serta dalam karapan ini bukanlah marmot sembarangan. Mereka adalah pilihan khusus yang mendapatkan perlakuan istimewa dari para pemiliknya.

Sebelum hari-H perlombaan, "atlet" mungil ini diberi jamu dan pakan khusus yang dipercaya bisa meningkatkan stamina dan kecepatan mereka.

Ini menunjukkan betapa seriusnya para pemilik dalam mempersiapkan marmot andalan mereka, berharap bisa membawa pulang gelar juara.

"Perawatannya itu dikasih jamu kalau malam, biasanya jahe sama kunyit, terus makannya pakai rumput keriting," ujar Bagas, peserta karapan marmot.

Baca juga: 5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Tentu saja, selayaknya kompetisi, selalu ada imbalan bagi sang juara. Selain trofi dan hadiah uang, marmot yang berhasil meraih podium tertinggi akan memiliki nilai jual yang melonjak drastis dari harga biasa.

Ini bukan hanya tentang kemenangan sesaat, tetapi juga tentang pengakuan, prestise, dan kebanggaan bagi sang pemilik.

"Kalau menang harganya naik bisa sampai Rp 500.000, belinya cuman Rp 30.000," kata Rofik, peserta karapan marmot.

Karapan marmot bukan sekadar balapan, melainkan perpaduan unik antara tradisi, hiburan, dan kearifan lokal yang patut dilestarikan di Lumajang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau