Salin Artikel

Jalan Rusak karena Sering Dilalui Truk ODOL Pengangkut Galian C, Warga di Magetan Tutup Jalan

Kepala Desa Tanjung Sepreh, Parno mengatakan, warga menuntut pemerintah daerah memperbaikan jalan di desa mereka yang rusak karena adanya janji perbaikan oleh kepala bagian infrastruktur OPD di Magetan.

“Dulu Pak Parlan kepala infrastruktur janji mau memperbaiki dengan anggaran dana alokasi khusus, namun sudah pensiun tidak ada tindakan,” ujarnya ditemui di lokasi jalan rusak, Desa Spreh, Rabu (4/6/2025).

Parno menyampaikan, kerusakan jalan di desanya disebabkan oleh tingginya aktivitas truk pengangkut galian c yang melitas.

Dia mengaku akan menutup jalan sepanjang 3 kilometer di desanya hingga pemerintah daerah melakukan perbaikan.

Menurutnya, jalan di desa tetangga seperti Desa Temboro kualitasnya bagus.

“Rusak karena truk yang mengangkut tanah bermuatan berlebihan hingga jalan ambles. Ini saya tutup sampai ada perhatian dari pemerintah kabupaten. Tidak ada penutupan sementara, kita tutup terus sampai ada perhatian dari pemerintah kabupaten sampai ada pernyataan adanya perbaikan dari jalan, bahu jalan dan selokan,” ujarnya. 

Meski demikian, Parno mengatakan bahwa truk pengangkut tanah untuk bahan pembuatan genting akan diperbolehkan lewat karena mayoritas warga di Desa Tanjung Sepreh adalah pembuat genting.

“Kita tutup untuk truk galian c, kalau truk tanah untuk genting tetap boleh melintas,” ucapnya.

Sementara itu, Edi Sumasang, Kepala Bidang Angkutan dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan mengatakan, dengan adanya protes dari warga, pihaknya akan melakukan razia terhadap truk pengangkut material galian c yang lewat dan akan meminta mereka kembali ke lokasi tambang untuk mengurangi muatan sesuai aturan.

Dia juga akan bersurat ke perusahaan tambang galian c agar truk memuat material sesuai denagn ketentuan.

"Tindakan kita akan meminta truk kembali ke lokasi untuk mengurangi muatan. Kita juga akan membuat surat ke perusahaan tambang untuk menertibkan kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan,” katanya.

Menanggapi aksi warga, Kepala Dinas PUPR Magetan, Muhtar Wahid mengatakan, pemerintah daerah sebetulnya telah melakukan perbaikan jalan sepanjang 3 kilometer yang menghubungkan Desa Tanjung Sepreh dengan jalan nasional tersebut.

Namun, jalan tersebut cepat rusak karena tingginta intensitas kendaraan pengangkut material.

Pihaknya juga telah berupaya melakukan perbaikan jalan dengan melibatkan sejumlah pihak.

"Jalan tersebut sudah menjadi prioritas, kami sudah koordinasi dengan UPTD dan para penambang dimana penambang menyiapkan material sementara PU menyiapkan aspal. Namun karena traffic yang tinggi di jalan tersebut jadi cepat rusak,” ucapnya.

Aksi ini melibatkan perwakilan RT/RW, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan sejumlah elemen warga setempat.

Mereka menuntut perhatian langsung dari Bupati Magetan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terhadap kerusakan Jalan Tanjungsepreh yang dianggap luput dari pembangunan.

Warga menyatakan bahwa jalan tersebut menjadi jalur penting yang menghubungkan ke Pondok Pesantren Temboro dan kawasan wisata reliji. 

Namun, truk over dimension over loading (ODOL) yang kerap melintas dianggap memperparah kondisi jalan.

Aksi hari ini pun diwarnai dengan pemblokiran jalan dan pelarangan truk muatan berat melintas, kecuali truk yang membawa hasil produksi warga seperti tebu dan genteng.

"Jalan ini sudah rusak parah, sudah dua kali kami aksi. Dulu tahun 2017 pernah, tapi belum ada perubahan berarti. Jalannya sempit, sering terjadi kecelakaan, dan sangat mengganggu aktivitas warga,” ujar Kingkin Prasetyo, salah satu warga yang ikut dalam aksi.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/05/115647378/jalan-rusak-karena-sering-dilalui-truk-odol-pengangkut-galian-c-warga-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com