Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Tabrak Lari Lansia "Romeo-Juliet" Ponorogo Ditangkap Polisi

Kompas.com, 2 Juni 2025, 05:35 WIB
Sukoco,
Icha Rastika

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com – Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur mengamankan RN, pengendara pikap Traga berpelat nomor AR 8365 SO, pembawa sayur yang menabrak pasangan lansia Suwondo (67) dan Tukijah (88), warga Desa Gandu, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo.

Kasatlantas Polres Ponorogo, AKP Bayu Pratama Sudirno mengatakan, pelaku mengaku kabur meninggalkan korban yang merupakan lansia tunagrahita tersebut karena ketakutan setelah menabrak penjual rinjing itu saat berjalan kaki di Jalan Raya Jabung-Mlarak, Dukuh Gontor II, Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo,  Kamis (19/5/2025) pukul 05.30 WIB.

“Pelaku mengaku ketakutan, sehingga kabur setelah menabrak pasangan lansia ini,” ujarnya melalui pesan singkat Minggu (1/6/2025).

Baca juga: Kecelakaan Tabrak Lari Ayla di Semarang: Korban Tewas, Pelaku Masih Buron

Bayu menyampaikan, pelaku mengaku mengantuk saat mengemudikan kendaraan pikap Traga berpelat nomor AR 8365 SO dengan membawa sayur mayur, berjalan dari arah Barat atau Ponorogo menuju ke arah Timur atau Trenggalek.

Saat menabrak kedua korban, terjadi kerusakan pada bodi mobil, lampu reting sebelah kiri, serta kaca bagian atas pecah.

“Pelaku mengaku mengantuk dan menabrak pejalan kaki pasutri yang berjalan searah di depannya dari arah Barat ke Timur,” kata dia.

Keterlibatan pelaku dalam kejadian tersebut terungkap berkat ditemukannya pecahan kaca mobil pikap tersebut di lokasi kejadian.

Kecelakaan yang menewaskan pasangan lansia tersebut juga terekam kamera CCTV milik warga.

“Petugas menyisir CCTV yang di lokasi, hingga ada 1 CCTV yang merekam pikap yang rusak bodi kiri. Kita mendapatkan CCTV kalau kendaraan tersebut mengarah ke Pasar Siwalan dan Sawoo,” ucapnya.

Baca juga: Tabrak Lari di Semarang Tewaskan Pemotor, Pengemudi Ayla Kabur Tinggalkan Mobilnya di TKP

AKP Bayu mengatakan, pihaknya telah mengamankan barang bukti mobil pickup Isuzu Traga warna putih dengan nopol AE 8365 SO.

Saat ini, pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

Warga menjuluki korban it Romeo dan Juliet karena sering tertangkap kamera warga berjalan berdua.

Video pasangan Suwondo (67) dan Tukijah (88) yang berjalan berdua untuk menjajakan dagangannya berupa kerajinan tangan dari bambu, berupa rijing maupun bakul serta tampah, banyak beredar di media sosial Kabupaten Ponorogo.

Keduanya berjalan menjajakan hasil kerajinan dari bambu tersebut selalu berdua dan bergandengan tangan karena Suwondo merupakan orang dengan tunagrahita, sehingga harus dituntun oleh istrinya, Tukijah.

Netizen Ponorogo banyak yang menjuluki mereka sebagai Romeo dan Juliet Ponorogo.

Baca juga: Kabur, Sopir Truk Pelaku Tabrak Lari Pasuruan Dibekuk di Banyuwangi

Halaman:


Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau