PONOROGO, KOMPAS.com – Kasus pelecehan terhadap penari jathil reog Ponorogo, Jawa Timur, yang melibatkan pelaku bernama Djemono, telah mencapai kesepakatan damai dengan korban, Nuzulul.
Kejadian tersebut viral di media sosial setelah video menunjukkan perlakuan tidak pantas oleh penonton yang mabuk terhadap penari jathil saat pertunjukan di Desa Tugurejo, Kecamatan Sawoo pada Senin (11/5/2025) malam.
Meskipun kesepakatan damai telah dicapai, pelaku tidak lepas dari sanksi sosial.
Sesepuh tokoh seni Reog Ponorogo, Hari Purnomo, yang akrab disapa Mbah Pur, memberikan hukuman kepada Djemono untuk bertugas sebagai petugas keamanan saat pagelaran reog.
Baca juga: Pelaku Pelecehan Penari Jathil Minta Maaf kepada Korban dan Seniman Reog Ponorogo
"Setiap ada kesenian reog yang tampil, khususnya di Sawoo, sampean harus hadir. Sampean tak hukum jadi pengaman. Kalau ada yang berbuat tidak senonoh, sampean yang ngatasi," ujar Mbah Pur di kediamannya usai mediasi pada Selasa (13/5).
Mbah Pur juga menekankan pentingnya penghargaan terhadap seniman Reog Ponorogo agar seni ini tetap lestari.
"Setiap ada kejadian seperti ini, kita selalu mengumpulkan teman-teman dan keamanan, karena demi kewibawaan Reog Ponorogo yang semakin hari semakin mendunia," imbuhnya.
Sementara itu, Nuzulul (21) mengungkapkan bahwa dia telah memaafkan pelaku dan mencabut laporannya meski masih merasakan trauma.
Dia berkomitmen untuk tetap melestarikan budaya seni reog Ponorogo dengan menjadi penari jathil.
"Jathil lainnya nggak usah takut, karena kita pelestari budaya dan pelestari itu dilindungi. Kejadian ini bisa menjadi pembelajaran kita semua," katanya.
Djemono, pelaku pelecehan, di hadapan Mbah Pur mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada korban serta seluruh seniman reog Ponorogo.
Baca juga: Pelaku Minta Maaf, Kasus Pelecehan Penari Jathil Reog Ponorogo Berakhir Damai
Dia mengakui bahwa tindakannya dipengaruhi oleh minuman keras.
"Saya ceroboh, saya minta maaf. Saya tidak kontrol karena pengaruh miras. Saya juga minta maaf kepada seluruh seniman reog Ponorogo dan saya berjanji tidak mengulangi kembali," ujarnya.
Sebelumnya video penonton pagelaran reog Ponorogo berbuat tidak sepantasnya viral di media sosial.
Pelaku memegang bagian terlarang seorang penari jathil saat tampil di Desa Tugurejo, Kecamatan Sawoo, Ponorogo pada Senin (11/5) malam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang