BANYUWANGI, KOMPAS.com - Keluarga Rizal Sampurna (30) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja menerima teror.
Sebelum menerima telepon dari nomor-nomor tak dikenal, keluarga Rizal di Banyuwangi didatangi pria misterius.
Pria misterius tersebut mendatangi ibunda Rizal, Sulastri, di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, dua hari sebelum keluarga mendapatkan kabar kematian Rizal pada 7 April 2025.
“Tanggal 5 (April 2025) datang ke sini. (Ibu Rizal) tidak sempat tanya-tanya, laki-laki paruh baya,” ungkap Putri.
Baca juga: Keluarga Korban TPPO Kamboja Asal Banyuwangi Diteror, Pelaku Minta Data Diri dan Rekening
Pria tinggi dengan rambut hitam lurus agak panjang dan perawakan sedikit gemuk itu juga sempat memfoto ibunda Rizal yang ada di rumah tersebut.
Kepada ibunda Rizal, pria yang datang sendirian itu mengaku telah beberapa hari mencari alamat keluarga Rizal.
Menurut pengakuan Sulastri, pria itu juga memegang foto KTP dan foto diri Rizal.
“Dia mengatakan bahwa akan ada yang ngabari Reza sudah meninggal,” terang Putri.
Baca juga: Ponsel Korban TPPO Kamboja Asal Banyuwangi Diduga Dikuasai Komplotan Penipu
Namun, saat diminta bukti, pria tersebut tidak memberikannya dan berdalih bahwa seluruh foto dan bukti kematian Rizal telah ada di tangan aparat hukum Kamboja.
Benar saja, dua hari setelah kedatangan pria misterius itu, keluarga mendapatkan kabar dari seorang pria yang mengaku berasal dari Kamboja, mengatakan bahwa Rizal meninggal dunia pada 17 Maret 2025.
Jika diingat kembali, waktu meninggalnya Rizal adalah sehari setelah dia meminta doa keselamatan kepada sang ibunda melalui pesan pada 16 Maret 2025.
“Terakhir kali ngirim pesan tanggal 16 (Maret 2025), minta doa agar selamat. Terakhir menghubungi tanggal 13, dia bilang doain mas di sini selamat sehat,” urai Putri.
Sementara itu, kini keluarga masih menunggu proses yang harus dilakukan selanjutnya.
Menurut informasi yang diterima keluarga, surat kepastian meninggalnya Rizal telah terbit dan keberadaan jenazah Rizal telah diketahui oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Namun hingga kini, keluarga belum mendapat dokumen apa pun.
Keluarga berharap kepastian serta meminta bantuan KBRI, Pemkab Banyuwangi, dan semua pihak untuk membantu supaya segera ada kejelasan.
“Keluarga pasrah menunggu proses dan informasi dari kuasa hukum yang ditunjuk,” tutur Putri.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan BP2MI sedang berupaya memulangkan jenazah Rizal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang