SURABAYA, KOMPAS.com – Sebanyak 90 warga di Surabaya mengaku mengalami penipuan arisan fiktif dengan modus investasi bodong. Total kerugiannya mencapai Rp 800 juta.
Menjadi korban dalam kasus ini, Mega Oki (30) dan dua rekannya mendatangi SPKT Polda Jatim pada Selasa (18/2/2025) kemarin.
Ia dan rekannya berniat melaporkan perempuan berinisial NH (34) atas dugaan penipuan.
NH (34), perempuan asal Gubeng, Surabaya mengaku sebagai pemilik usaha investasi. Namun, SH sebenarnya bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) di sebuah mal di Surabaya.
Baca juga: Puluhan Warga Trenggalek Diduga Tertipu Arisan Online dan Investasi, Kerugian Capai Rp 5 Miliar
Total anggota yang sudah terdaftar sebanyak 90 orang dari beberapa daerah, yakni Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto.
"NH ini membuka arisan pada tahun 2023, anggotanya hingga bisa mencapai 90 orang yang mengikuti arisan tersebut," kata Mega, Selasa (18/2/2025).
Mega menyampaikan, arisan tersebut ditawarkan secara konvensional dari mulut ke mulut.
Jumlah setorannya bervariasi, mulai dari 15 hari sekali sampai bulanan.
Untuk mempermulus aksinya, NH menjanjikan kepada anggota akan diberi keuntungan tujuh persen dari total investasi mereka.
Namun, setelah berhasil membuat anggotanya, pada pertengahan 2024, NH tidak dapat dihubungi.
Diduga, NH membawa kabur semua uang yang sudah terkumpul sebanyak Rp 800 juta.
“Kita sudah mencoba menghubungi pelaku sampai menjemput ke rumahnya, tapi tidak ada hasil," ucapnya.
Baca juga: Tertipu Arisan Online, 7 Orang Lapor ke Polres Trenggalek
Korban semakin geram ketika melihat postingan NH melalui akun TikTok @Quenskin_002 yang sedang jalan-jalan ke Malaysia bersama suaminya.
"Kita semua geram melihat unggahan si pelaku yang sering jalan-jalan ke luar negeri, tapi dengan cara merugikan anggota arisan yang dia buat," katanya.
Korban berharap, Polda Jatim segera mengusut kasus dugaan penipuan tersebut dan menangkap pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Mereka juga mengimbau kepada masyarakat supaya lebih berhati-hati dan tidak mudah tergiur mengikuti arisan yang berkedok investasi tanpa adanya legalitas serta transparansi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang