Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Pasuruan Larang PDAM Naikkan Tarif Air, Apa Alasannya?

Kompas.com, 14 Januari 2025, 22:15 WIB
Moh. Anas,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pasuruan melarang Perumdam Tirta Umbulan (PDAM) Kota Pasuruan menaikkan tarif air.

Larangan ini disampaikan sebagai respons terhadap banyaknya keluhan pelanggan mengenai pelayanan air yang dinilai masih kurang memuaskan.

"Iya, kami sudah menyampaikan langsung kepada direksi PDAM agar tidak menaikkan tarif dasar air di tahun 2025," ujar Sutirta, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Pasuruan, Selasa (14/1/2025).

Baca juga: DPRD Pasuruan Desak Tindak Pelanggan Fiktif PDAM yang Merugikan

Saat ini, tarif dasar yang dikenakan oleh PDAM Kota Pasuruan adalah sebesar Rp 47.620 per meter kubik, dengan tambahan biaya administrasi sebesar Rp 3.500.

Pelanggan dikenakan tarif minimal sebulan meskipun pemakaian tidak lebih dari 10 meter kubik, sedangkan pemakaian berikutnya dikenakan tarif Rp 4.762,64 per meter kubik.

Larangan kenaikan tarif air ini berkaitan dengan buruknya pelayanan selama lima tahun terakhir, yang mencakup masalah seperti air yang tidak mengalir, kualitas air yang buruk, dan lambatnya penanganan terhadap laporan pelanggan.

"Kami ingin memastikan layanan maksimal dulu. Airnya lancar dan kualitasnya bagus. Karena selama ini yang dikeluhkan warga adalah air PDAM mampet," tegas Sutirta.

Banyak pelanggan yang sudah mengajukan pemutusan sambungan rumah (SR) air PDAM akibat kekecewaan terhadap pelayanan yang buruk.

Salah satu pelanggan, Eko Widianto, yang tinggal di Pergu Bugul Kidul, Kecamatan Bugul Kidul, mengungkapkan rasa frustrasinya.

Baca juga: Pipa PDAM di Bandung Kembali Bocor, 40.000 Pelanggan Terdampak

"Saya sudah melaporkan tapi hasilnya nihil. Tak ada respons. Air juga tidak mengalir," ujar dia.

Sementara itu, Plh. Direktur PDAM Kota Pasuruan, Santoso menegaskan, pihaknya saat ini fokus pada perbaikan pelayanan.

Terkait larangan menaikkan tarif air, dia mengakui manajemen belum dapat melakukannya.

"Kami terus berupaya memperbaiki titik-titik kebocoran agar pelayanan lebih bagus lagi," kata dia.

Untuk meningkatkan pendapatan PDAM, Santoso menjelaskan, setiap karyawan dibebankan untuk mencari sambungan rumah (SR) baru setiap bulannya.

Dengan demikian, diharapkan ada pelanggan baru yang aktif membayar setiap bulan.

"Imbauan dari dewan dan keluhan dari masyarakat, kami putuskan belum bisa menaikkan tarif. Selain itu, kami juga berusaha 'membangunkan' kembali SR yang non-aktif," imbuh Santoso.

Santoso juga menjelaskan, total pelanggan air PDAM Kota Pasuruan tercatat sebanyak 33.109 sambungan rumah (SR).

Baca juga: Eks Direktur PDAM Binjai Tersangka Korupsi, Negara Rugi Rp 952 Juta

Namun, dari jumlah tersebut, hanya 21.064 SR yang merupakan pelanggan aktif.

Sisanya, sebanyak 12.045 SR, tercatat sebagai pelanggan fiktif yang merugikan karena masih menikmati air PDAM tanpa membayar meskipun meter air sudah dicabut oleh PDAM.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau