KOMPAS.com - Nelayan di Sidoarjo, Mingan (74), terpaksa menjaga tambaknya yang terendam banjir selama 24 jam.
Tambak seluas 4 hektare yang disewanya di Desa Gebang, Kecamatan Sidoarjo, terendam banjir hingga setinggi 1 meter.
Banjir tersebut telah berlangsung selama sepekan dan belum menunjukkan tanda-tanda surut.
"Paling surut 3 sentimeter. Habis itu hujan, ya naik lagi. Sekarang ada 1 meter," ungkap Mingan saat ditemui Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
Baca juga: Warga Sidoarjo Khawatir Buaya dan Ular Muncul saat Banjir
Bersama istrinya, Nyami, Mingan mengandalkan hasil tambak untuk menghidupi keluarga.
"Saya nyewa tambak ini untuk nyenengin anak cucu saja," tambahnya.
Sehari-hari, mereka bergantian menjaga tambak dan sawah. Namun, saat banjir melanda, penjagaan tambak menjadi lebih intensif.
"Ya, setiap hari di sini, nggak pulang sama sekali. Pulang paling kalau ada acara. Lebaran nggak pulang," kata Mingan.
Dua gubuk berbahan bambu dan kayu yang dibangun di sekitar tambak kini juga terendam banjir.
Meski demikian, pasangan ini tetap bertahan di gubuk demi menjaga tambak mereka.
Gubuk nelayan tambak di Sidoarjo ikut terendam banjir, Rabu (18/12/2024)."Udah biasa, setiap tahun juga banjir, tapi tahun ini memang paling parah. Cuma tersisa gubuk amben buat duduk-duduk," ujar Mingan.
Mandi dilakukan dengan mengandalkan air hujan, sementara memasak dilakukan di dalam gubuk yang tertutup.
Nyami menjelaskan bahwa banjir yang melanda tambaknya lebih banyak dipengaruhi oleh luapan air Sungai Grogol.
"Di sini, banjir rob nggak ngaruh. Penyebabnya lebih banyak karena luapan air sungai dan hujan setiap hari," ujarnya.
Keberuntungan mereka sangat bergantung pada cuaca.
Baca juga: Banjir Bikin Aktivitas Sekolah di Sidoarjo Terganggu