Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gegernya Warga Lihat Buaya di Sungai Klurak dan Sungai Bligo, Sidoarjo

Kompas.com, 4 Desember 2024, 17:52 WIB
Izzatun Najibah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Setu (71) segera beranjak menuju ke lokasi kemunculan buaya di Sungai Klurak, ketika tahu ada yang menanyakan mengenai cerita tersebut.

Kemunculan hewan pemangsa di sungai yang ada di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur tersebut belakangan memang mengundang perhatian, dan bahkan mengegerkan warga. 

Setu menjadi "dekat" dengan kejadian itu, karena orang yang pertama kali melihat kemunculan buaya tersebut adalah anaknya, saat sedang buang air besar di pinggir sungai.

“Dia dengar suara byur terus melihat ke arah sumber suara ternyata buaya,” kata Setu saat ditemui Kompas.com, Rabu (4/11/2024) siang.

Jarak rumah Setu yang berada di Desa Klurak, RT 7 RW 2, Kecamatan Candi, Sidoarjo dengan sungai hanya sekitar 40 meter.

“Ini pertama kali ada buaya. Hari Kamis (27/11/2024) kemarin muncul dua kali jam lima sore dan 17.30,” ucap dia menerangkan.

Baca juga: Buaya Muncul di Sungai Klurak Sidoarjo, Warga Diminta Menjauh

Menurut Setu, buaya di Sungai Klurak memiliki panjang sekitar dua meter. Ukuran yang cukup besar ini membuat para tetangga penasaran.

“Iya waktu buayanya muncul itu banyak warga yang ke sini, nonton,” sambung Setu.

Warga asli Sidoarjo ini tak tahu dari mana buaya itu berasal. Yang jelas, kata dia, Sungai Klurak mengalir ke Sungai Pecabean sebelum bermuara ke laut, dan selama ini tak ada buaya di sana.

Nah, lokasi di Sungai Klurak memang cenderung dipenuhi semak belukar, eceng gondok, dan sampah.

Kemudian, ada akses jembatan berbahan kayu yang mulai rapuh. Jembatan itu biasa digunakan warga untuk menuju ke kebun dan rawa-rawa di seberang sungai.

Kondisi ini membuat areal sekitar sungai menjadi rungsep, bagaikan "surga" bagi hewan buas seperti buaya. Bahkan, ular dan biawak adalah hewan yang  lazim ditemui warga di sana.

Baca juga: Buaya 2,5 Meter yang Dievakuasi dari Pinggir Sungai Kota Jogja Betina

“Kalau biawak dan ular sering. Anak saya itu yang sering nemui. Syukurnya nggak sampai masuk rumah,” sebut Setu.

Sejak buaya muncul di Sungai Klurak, warga menjadi takut untuk kembali beraktivitas di dekat sungai.

Setu pun mengaku enggan lagi menyeberang sungai untuk mengambil daun pisang yang biasa dia gunakan sebagai alas gorengan untuk dagangannya.

“Kemarin sama Pak Polsek nggak boleh dekat-dekat lagi. Tapi di sini biasanya anak-anak kecil itu main dan mancing,” ucap dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau