MADIUN, KOMPAS.com - Bagi para penggemar makanan yang berlimpah sayuran dipadu dengan petis dan sambal kacang yang pedas, wajib mencoba menu yang satu ini bila berkunjung ke Kota Madiun.
Meski sama-sama menggunakan sambal kacang, menu ini memiliki ciri khas yang berbeda bila dibandingkan dengan pecel sejenis.
Bila pecel menggunakan aneka sayuran untuk penyajiannya, maka menu makanan tradisional yang satu ini banyak menggunakan sayur kangkung dicampur toge plus mentimun krai sebagai bahan utamanya.
Tak hanya itu, tempe dan tahu goreng yang dipotong kecil-kecil menambah kenikmatan pecinta kuliner yang biasa menyebutnya dengan nama rujak petis Madiun ini.
Baca juga: Sate Komoh Bu Saminah, Kuliner Legendaris Pasuruan yang Buka 3 Jam Sehari
Perbedaan rujak petis Madiun dengan daerah lainnya di antaranya saus petis yang kental dan kaya rasa. Saus petis di Madiun cenderung manis dan pekat dibandingkan dengan rujak petis daerah lainnya.
Kendati demikian, rujak petis khas Madiun -tentu saja, tak kalah lezat. Balutan sambel kacang dipadu dengan petis dan air asem memberikan cita rasa yang berbeda.
Para pecinta kuliner pun banyak yang mengaku ketagihan, karena melimpahnya sayur kangkung dan toge yang disirami dengan sambel kacang dipadu petis yang lezat.
Salah satu rujak petis legendaris di Madiun adalah Rujak Petis Pojok yang berada di Jalan Kapten Saputro, Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman.
Baca juga: Jejak Akulturasi Jawa dan Tionghoa dalam Kenyalnya Tahu Takwa Kediri
Rujak Petis Pojok awalnya dirintis Bu Suyati, kemudian dilanjutkan putrinya bernama Mbak Purwati.
Lapak Rujak Petis Pojok yang saat ini menggunakan emperen balai RT sudah 30an tahun menjajakan cita rasa rujak petis khas Madiun.
Mbak Pur sapaan akrab Purwati yang ditemui Kompas.com di kedainya, Senin (25/11/2024) kemarin bercerita, awal mula ibunya merintis jualan rujak petis ini. Tak jauh dari lokasinya saat ini, ibunya berjualan rujak petis serupa.
ULEK SAUS—Mbak Pur, pemilik warung Rujak Petis Pojok sementara mengulek saus yang terbuat aneka rempah sebelum dituangkan di Rujak Petis MadiunLantaran makin banyak pelanggannya, ibunya kemudian memindahkan usaha warung makan Rujak Petis Madiun di emperan balai RT yang berada di Jalan Kapten Saputro, Kota Madiun.
Mbak Pur mengatakan, sejatinya tidak ada perbedaan bahan dasar pembuatan rujak petis yang dijualnya dengan rujak petis di daerah lainnya.
Namun rujak petis "besutannya" diklaim lebih mengedepankan saus yang langsung dibuat di tempat dengan cobek jumbo. Tingkat kepedasannya pun disesuaikan dengan selera masing-masing pemesann.
Tak hanya itu, ulekan Mbak Pur dalam memadukan antara cabe, kacang, petis, garam menjadi pembeda cita rasa Rujak Petis Pojok.
Baca juga: Menguak Rahasia Kuah Pekat Rawon Subedo, Kuliner Khas Surabaya
Buktinya Rujak Petis Pojok Mbak Pur tak pernah sepi pengunjung. “Satu ulekan bisa untuk 10 porsi. Mungkin goyangan ulekan sambelnya di sini yang menjadikan kami selalu ramai pengunjung,” sebut Mbak Pur.
Satu porsi rujak petis besutan Mbak Pur dijual murah meriah. Pecinta kuliner cukup membayar Rp 15.000, sudah cukup membuat perut kenyang.
Tak hanya rujak petis, aneka minuman mulai dari es teh, es jeruk, hingga es blewah disediakan untuk menambah kelezatan sajikan ini.
“Kami buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 14.00 atau pukul 15.00 WIB,” sambung Mbak Pur.
Bila musim liburan dan lebaran tiba, Mbak Pur menyatakan banyak pecinta kuliner rujak petis yang datang ke warungnya. Bahkan terkadang ia bersama ibunya sampai kewalahan melayani pesanan.
Baca juga: Uniknya Asal-usul Nama Lontong Balap di Surabaya, Siapa yang Balapan?
“Banyak orang dari luar kota seperti Jakarta yang datang ke sini. Katanya kalau mau makan rujak petis kalau nggak mampir di Mbak Pur seperti belum datang di Madiun."
"Kemarin ada warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang melihat ulasan menu kami di media sosial juga terus datang ke sini untuk langsung mencoba Rujak Petis Pojok,” kata Mbak Pur.