KOMPAS.com – Rekaman mengenai oknum Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang diduga tidak netral dalam Pilkada Jember menjadi viral.
Rekaman suara yang mengarahkan untuk mendukung pasangan calon (paslon) tertentu itu ramai di media sosial.
Hal itu menjadi sorotan hingga membuat warga menggelar demonstrasi di Kantor Bawaslu Jember pada Rabu (13/11/2024).
Ketua Bawaslu Jember, Sanda Aditya Pradana, mengatakan, kasus dugaan oknum Panwascam Sumberbaru tersebut sudah dilaporkan.
Baca juga: Tak Perlu Cemas, Petugas Ad Hoc Pilkada Jember Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan
"Terkait dengan kasus Jovita (Panwascam Sumberbaru) ini sudah dilaporkan ke kami," kata dia di kantor Bawaslu Jember, Senin (18/11/2024).
Menurut dia, laporan tersebut masih dalam perbaikan oleh pelapor karena ada beberapa hal yang perlu dilengkapi.
Bawaslu, kata dia, sudah menyampaikan berkas-berkas laporan yang harus dilengkapi.
"Kita tunggu perbaikan seperti apa, kalau toh nanti tidak ada perbaikan, akan menjadi temuan kami dan tetap akan kami klarifikasi,” ujar dia.
Sanda menilai dugaan oknum petugas Panwancam yang tidak netral itu membuat kegaduhan pada Pilkada Jember, yakni warga melakukan demonstrasi hingga menjebol pagar kantor Bawaslu.
"Ini bisa kami sebut sebagai kegaduhan, sampai ada unjuk rasa ke kantor beberapa waktu lalu," ungkapnya.
Baca juga: Debat Pilkada Jember, Dua Paslon Saling Serang dengan Isu Korupsi
Sebelumnya diberitakan, warga yang tergabung dalam aliansi Masyarakat Peduli Pemilu Jurdil (AMPJ) menggelar aksi di kantor Bawaslu Jember pada Rabu (13/11/2024).
Mereka meminta Bawaslu memecat oknum penyelenggara Pilkada yang tidak netral.
Apalagi, sudah ada oknum Panwascam yang mengerahkan penyelenggara lain untuk mendukung paslon tertentu dalam Pilkada Jember.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang