Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Jombang, Warsubi Salah Sebut Nama Mundjidah 2 Kali

Kompas.com, 17 November 2024, 07:22 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Debat kedua dan terakhir dalam Pilkada Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diwarnai dengan kesalahan penyebutan nama oleh calon bupati Warsubi.

Acara debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jombang berlangsung di Ballroom Hotel Yusro pada Sabtu (16/11/2024) malam.

Dalam debat ini, dua pasangan calon, yakni Mundjidah Wahab - Sumrambah (nomor urut 1) dan Warsubi - Salmanuddin (nomor urut 2), hadir untuk memaparkan visi dan misi mereka.

Debat dimulai dengan pemaparan gagasan program dari masing-masing pasangan.

Baca juga: Debat Pilkada Kota Yogyakarta, Paslon 1 dan 3 Bahas Kota Berkelas Dunia

Mundjidah dan Sumrambah mendapatkan giliran pertama, sementara Warsubi dan Salmanuddin menyusul.

Saat menyampaikan gagasan program, Warsubi salah menyebut nama lengkap Mundjidah.

Dia menyebutnya sebagai "Ibu Nyai Hajah Mundjidah Wadad," yang langsung disambut dengan teriakan riuh dari penonton.

Beberapa detik kemudian, Warsubi meralat penyebutannya dan melanjutkan pemaparan program yang diusungnya.

Namun, kesalahan tersebut terulang kembali saat closing statement, hingga akhirnya dibantu oleh wakilnya untuk memperbaiki penyebutan nama Mundjidah Wahab.

Debat kali ini mengangkat tema sosial, kesehatan dan lingkungan, serta hukum dan pemerintahan.

Dalam tema sosial, isu yang dibahas mencakup kehidupan beragama, kesejahteraan sosial, ketenagakerjaan, serta perlindungan terhadap kelompok rentan.

Di tema kesehatan dan lingkungan, isu yang diangkat adalah pengelolaan lingkungan, kesehatan keluarga, akses kesehatan, dan stunting.

Sementara itu, tema hukum dan pemerintahan membahas layanan cepat, aksesibilitas, pemerintahan bersih, keterbukaan informasi, serta keadilan dan ketertiban.

Warsubi dalam pemaparannya menyampaikan komitmennya untuk memperbanyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai langkah mengentaskan pengangguran.

"Disamping itu, investasi harus ditingkatkan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Itu bisa mengentaskan pengangguran, karena di Jombang ini tercatat ada sebanyak 35 ribu pengangguran," ungkap Warsubi.

Baca juga: Debat Pilbup Boyolali, 2 Paslon Beradu Program Tingkatkan Produksi Susu Perah

Sementara itu, pasangan Mundjidah - Sumrambah, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jombang periode 2018-2023, memaparkan peningkatan Indeks Good Governance (IGG) selama kepemimpinan mereka.

Mundjidah mencatat, "Tahun 2021, IGG Jombang: 72,71 dan tahun 2023, menjadi 77,59." Dia juga menekankan pentingnya akses layanan kesehatan yang cepat dan mudah bagi masyarakat.

Debat terakhir Pilkada Kabupaten Jombang ini dihadiri oleh lima orang panelis, termasuk Ali Hamdan Lc MA P.D dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, serta beberapa akademisi dan pegiat pemilu lainnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau