Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Daop 9 Jember Ganti Bantalan Kayu Rel KA dengan Bantalan Sintetis

Kompas.com, 21 Oktober 2024, 17:39 WIB
Bagus Supriadi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember mengganti bantalan kayu rel kereta api, menjadi bantalan sintetis, Senin (21/10/2024).

Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember Cahyo Widiantoro mengatakan, selama ini KAI Daop 9 Jember memakai tiga jenis bantalan rel, yaitu bantalan kayu, bantalan besi, dan bantalan beton.

Bantalan beton digunakan pada mayoritas jalur di wilayah Daop 9 Jember, sedangkan bantalan besi digunakan pada jalur simpan, serta bantalan kayu yang masih digunakan pada jembatan dan wesel (perangkat pemindah jalur).

Baca juga: Sebagian Jalur KA Purwokerto-Wonosobo Berubah Jadi Pemukiman Penduduk

“Tahun 2024, KAI Daop 9 Jember mendatangkan 1.654 batang bantalan rel sintetis guna menggantikan bantalan kayu yang selama ini masih banyak digunakan pada jembatan-jembatan kereta api,” demikian kata Cahyo, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Cahyo menjelaskan, bantalan sintetis merupakan teknologi yang sudah dikembangkan dan diterapkan di perkeretaapian Jepang sejak tahun 1980.

Dipilihnya bantalan sintetis menggantikan bantalan kayu karena memiliki beberapa kelebihan, di antaranya kemampuan peredaman yang sama seperti bantalan kayu.

Namun tak seperti kayu, bantalan sintetis tahan terhadap semua bahan kimia seperti oli dan solar, perawatan mudah dengan biaya lebih rendah.

Bantalan jenis ini pun diperkirakan memiliki usia pakai lebih dari 50 tahun, serta dapat didaur ulang.

Baca juga: 3 Pencuri Rel KA di Garut Ditangkap, 1 Kabur

“Selama ini pada jembatan kereta api yang menggunakan rangka baja, KAI masih menggunakan bantalan kayu untuk meredam getaran dan kebisingan pada saat dilalui kereta api."

"Secara bertahap bantalan kayu akan digantikan dengan bantalan sintetis,” ungkap Cahyo.

Cahyo menilai, bantalan rel memiliki fungsi yang sangat vital dalam menunjang keselamatan perjalanan kereta api.

Fungsi bantalan rel di antaranya adalah untuk menjaga lebar rel tidak berubah, meredam getaran, dan suara, menjaga keseimbangan, serta membagi beban kereta api ke tanah, sehingga tidak menimbulkan kerusakan tanah.

“Sejak pertengahan 2022 hingga Oktober 2024, di wilayah Daop 9 Jember terdapat 44 jembatan kereta api yang sudah total diganti bantalan sintetis, yang digunakan sebanyak 2.512 batang,” imbuh Cahyo.

Baca juga: Pencuri Besi Rel KA di Prabumulih Akhirnya Dibekuk

Dengan penggunaan bantalan sintetis sebagai pengganti bantalan kayu, selain keselamatan perjalananan kereta api yang meningkat, juga menambah kenyamanan para penumpang karena kebisingan juga akan berkurang.

Di samping itu penggunaan bantalan sintetis merupakan komitmen KAI Daop 9 Jember untuk turut mendukung keberlangsungan dan pelestarian alam.

Menurut Cahyo, Semakin banyak bantalan sintetis yang dipakai, semakin banyak batang pohon yang diselamatkan dari penebangan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau