KEDIRI, KOMPAS.com - Sebuah kegiatan sholawatan dan pengajian yang berlangsung di Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, mendadak dihentikan karena banyaknya jemaah yang tumbang akibat keracunan.
Para jemaah tersebut diduga keracunan salah satu snack maupun minuman kemasan yang dibagikan panitia.
Jumlah korban yang mengalami keracunan cukup banyak. Bahkan polisi sempat menyebut kemungkinan mencapai ratusan.
Baca juga: Jemaah Keracunan Snack, Pengajian di Kediri Mendadak Dihentikan
S, seorang jemaah perempuan menyebut, awalnya acara yang digelar di RW 1 dengan grup sholawat yang cukup tenar tersebut berlangsung lancar.
Ratusan jemaah dari berbagai daerah sudah memenuhi lokasi kegiatan yang berada di sebuah jalan raya desa.
“Baru beberapa lagu, ada jemaah di sebelah saya tiba-tiba mengeluh sakit perut yang tidak tertahankan. Sempat dikasih minyak tapi gak sembuh. Lalu diselamatkan oleh panitia,” ujar S saat dihubungi Kompas.com, Selasa malam.
Jemaah tersebut, kata dia, baru saja memakan camilan yang dibagikan oleh panitia yakni berupa makanan dan minuman kemasan botol plastik.
“Itu jarak sakitnya tidak lama dari makannya. Enggak sampai sejam. Paling 30 menitan,” ujarnya.
Hingga saat itu sholawatan masih terus berlangsung dengan beberapa lagu. Sholawatan itu merupakan pembuka dari acara intinya yaitu pengajian.
Lalu tiba-tiba di areal lain, ada lagi jemaah yang sakit. Disusul dengan jemaah-jemaah lainnya yang banyak jumlahnya.
“Saya tidak tega. Akhirnya saya pulang sebelum acara selesai,” ungkap S yang juga jemaah yang kerap mengikuti grup sholawatan tersebut.
S mengaku tidak mengalami keracunan karena tidak memakan camilan yang dibagikan panitia. Sebab, dia mendapatkan informasi dari rekan sesama rombongan bahwa ada yang aneh dengan rasa camilan tersebut.
“ Untungnya jajannya tidak saya makan. Saya buang,”pungkasnya.
Baca juga: Hasil Laboratorium, Penyebab Keracunan Makanan di Gunungkidul karena Kapang dan Bakteri E coli
Basri (39), seorang warga lainnya, mengaku tergopoh-gopoh mencari anak perempuannya, Zahra Oktaviana (13).
“Saya dapat kabar adanya keracunan lalu saya ke lokasi untuk jemput anak saya,” ujar Basri.