Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap Pencuri Aerator, Polres Blitar Dapat Hadiah Ikan Koi dari Petani

Kompas.com, 30 Agustus 2024, 14:27 WIB
Asip Agus Hasani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Belasan petani ikan dari tiga desa di Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, memberikan hadiah ikan koi kepada Polres Blitar Kota, Jawa Timur (Jatim). 

Pemberian ikan tersebut sebagai bentuk apresiasi atas tertangkapnya tersangka pencurian aerator dan pompa air di kolam warga.

Para petani ini datang ke Markas Polres Blitar Kota di Jalan Sudirman, Kepanjenkidul, Kota Blitar, dengan membawa beberapa ekor ikan koi dalam kantong plastik saat sedang digelar konferensi pers kasus pencurian yang meresahkan petani ikan koi tersebut, Jumat (30/8/2024).

Baca juga: Dibongkar, Sindikat Pencurian Motor di Halmahera Selatan, 4 Pelaku di Bawah Umur

Kepala Desa Sumberejo, Kecamatan Sanankulon, Tiok Sunaryanto mengatakan, pemberian ikan koi tersebut merupakan wujud syukur dan rasa terima kasih petani ikan atas tertangkapnya tersangka.

“Karena selama ini warga resah oleh hilangnya aerator dan pompa air yang ada di kolam-kolam ikan. Beberapa kali terjadi ikan mati, setelah diperiksa ternyata aeratornya hilang. Jadi ikan kekurangan oksigen,” ujar Tiok.

Belasan petani ikan koi tersebut, kata Tiok, berasal dari Desa Bendosari, Desa Purworejo, Desa Sumber, dan Desa Sumberejo yang sejak Januari kehilangan aerator atau pun pompa air kolam.

Wakil Kepala Polres Blitar Kota, Kompol I Gede Suartika mengatakan, pihaknya berhasil menangkap tersangka pencurian aerator dan pompa air kolam ikan koi berinisial DBU (35).

Polisi, kata Suartika, berhasil menangkap tersangka DBU pada Minggu (25/8/2024) setelah melakukan pencurian di satu kolam ikan di Dusun Centong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, pada hari yang sama.

“Tersangka berhasil kami tangkap di rumahnya di wilayah Kecamatan Sanankulon beberapa jam setelah melakukan pencurian,” ujar Suartika dalam konferensi pers, Jumat.

Dari hasil interogasi, tersangka DBU mengakui telah melakukan pencurian aerator dan pompa air di 20 kolam sejak Januari 2024.

DBU, kata Suartika, melakukan survei lapangan pada siang hari untuk menentukan sasaran pencurian dengan berpura-pura mencari lumut pakan ikan. Setelah mendapatkan sasaran, DBU beraksi melakukan pencurian di malam atau dini hari.

Tersangka DBU, ujarnya, mengambil aerator atau pun pompa air dengan menggunakan sejumlah peralatan seperti gergaji besi, kunci, tang, dan lainnya.

Baca juga: Kala Kejari Bogor Selamatkan Pencuri Motor karena Butuh Biaya Persalinan

“Barang hasil curian dibersihkan lalu diunggah di Facebook untuk dijual dengan harga antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta. Padahal, beberapa jenis aerator harga barunya mencapai Rp 6,5 juta,” kata Suartika.

Suartika menambahkan bahwa alasan DBU terus melakukan pencurian aerator dan pompa air karena benda-benda tersebut berada di area persawahan yang tidak berpenjaga.

“Dia juga bilang kalau mencuri aerator dan pompa air yang ada di kolam-kolam petani itu mudah dan cepat,” tambahnya.

Polisi menjerat DBU dengan Pasal 363 KUHP tentang tindak pidana pencurian dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau