MALANG, KOMPAS.com - Seorang penyandang disabilitas di Kota Malang, Jawa Timur, ditemukan meninggal terapung di Sungai Brantas antara Kampung Tridi dan Kampung Warna Warni Jodipan pada Kamis (11/7/2024) pukul 11.30 WIB.
Ketua RW 12, Kampung Tridi, Kelurahan Kesatrian, Adnan mengatakan, dirinya mendapat laporan dari anak-anak kecil yang biasanya bermain di sekitar sungai.
"Awalnya anak-anak kecil mengira ikan, jadi mungkin sebelum nyangkut, setelah nyangkut kok dilihat ada kepala manusia," kata Adnan, Kamis (11/7/2024).
Baca juga: Angkot Konvensional Dianggap Semakin Tak Jelas, Pemkot Malang Siapkan Angkot BTS
Adnan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat. Kemudian, pihak kepolisian bersama relawan mengevakuasi jenazah melalui Kampung Warna Warni Jodipan.
Proses evakuasi dimulai sekitar pukul 13.19 WIB dan dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang sekitar pukul 13.30 WIB.
"Ciri-ciri korban tubuhnya agak tinggi, orangnya kurus, tinggi sekitar 160 sentimeter. Korban memakai kaus biru, dan celana biru tua samar hampir sama dengan hitam. Sepintas yang saya lihat kondisi tidak ada luka, tidak ada tato," katanya.
Baca juga: Digadang Maju Pilkada 2024, Pj Walikota Malang Wahyu Hidayat Didekati Beberapa Partai
Belakangan diketahui bahwa korban merupakan warga RT 03 RW 04, Kelurahan Kiduldalem, Kota Malang, bernama M Fahrial Andi Kusuma, yang dilaporkan hilang sejak dua hari lalu.
"Tinggal di belakang Hotel Aliante, sepintas informasi yang saya tahu kabarnya korban disabilitas, tapi tidak tahu disabilitas apa," katanya.
Kapolsek Blimbing, Kompol Octa Panjaitan mengatakan, korban merupakan warga yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. Pihaknya masih menyelidiki penyebab meninggalnya korban.
Sejauh ini, diduga korban tidak sengaja terjatuh ketika berjalan di sekitar sungai.
"Jenazah merupakan warga Kiduldalem yang hilang dua hari lalu, dan sudah dilaporkan ke Polsek Klojen ternyata ditemukan meninggal dunia di Sungai Brantas. Ini masih kita selidiki," katanya.
"Apakah yang bersangkutan karena keterangan merupakan disabilitas. Sekarang kami siapkan visum," tambahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang