Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Sapi di Sumenep Meningkat Jelang Idul Adha, Sehari Laku 15 Ekor

Kompas.com, 13 Juni 2024, 12:37 WIB
Ach Fawaidi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Penjualan sapi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, meningkat menjelang hari raya Idul Adha 2024.

Peningkatan penjualan hewan kurban mulai dirasakan oleh para pedagang sejak sebulan yang lalu. Penjualan paling tinggi terjadi dalam kurun waktu sepekan terakhir.

"Menjelang satu minggu sebelum Idul Adha, banyak orang berburu sapi untuk dijadikan hewan kurban," kata Mahmudi, pedagang sapi di pasar hewan Desa Pamolokan, Sumenep, Kamis (13/6/2024).

Baca juga: Jelang Idul Adha Harga Cabai di Padang Naik, Pj Wali Kota Buka Suara

Mahmudi menjelaskan, pada musim kurban kali ini, harga sapi juga meningkat. Harga satu ekor sapi rata-rata naik antara Rp 1-1,5 juta.

Di Sumenep, harga satu ekor sapi disesuaikan dengan ukurannya. Rinciannya, ada sapi yang harga Rp 14 juta, Rp 16 juta, hingga Rp 20 juta.

"Jadi disesuaikan sama ukuran sapinya. Tapi kalau yang paling banyak diburu masyarakat untuk dijadikan kurban itu yang ukuran sedang dengan harga Rp 16 juta," kata Mahmudi.

Baca juga: Libur Panjang Idul Adha, KAI Tambah Ribuan Tempat Duduk Kereta Keberangkatan Daop 5 Purwokerto

Pedagang lainnya, Ramsi, mengatakan, dalam sehari jumlah hewan yang laku untuk dijadikan kurban terus meningkat menjelang hari raya Idul Adha.

Saat hari biasa, jumlah sapi yang laku hanya 5-7 ekor sapi. Namun, pada momen menjelang hari raya Idul Adha ini, jumlah sapi yang laku bisa mencapai 12-15 ekor sapi.

"Karena lagi musim kurban, jadi jumlah yang laku dan dibeli warga bisa sampai 15 sapi," jelasnya.

Omzet yang bisa ia dapat bahkan bisa menyentuh angka Rp 250 juta dalam sehari.

"Hitungan kotornya Rp 250 jutaan, tapi kan itu masih dipotong modal dan lainnya," pungkasnya.

Pemerintah Kabupaten Sumenep sendiri melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPP) memastikan semua hewan kurban di Sumenep dalam kondisi baik dan sehat.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, drh. Zulfa mengaku hasil tersebut didapat setelah pihaknya melakukan pemantauan menyeluruh terhadap hewan kurban di Sumenep.

Pemantauan yang dilakukan itu menyasar para penjual pasar ternak maupun lapak-lapak dadakan hewan kurban yang ada di pinggir jalan.

"Hasil pemantauan kita, tidak ditemukan penyakit hewan ternak, baik Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD) atau lato-lato. Jadi bisa dikatakan aman lah untuk hewan kurban," kata Zulfa saat dihubungi, Rabu (12/6/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau