SUMENEP, KOMPAS.com - Penjualan sapi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, meningkat menjelang hari raya Idul Adha 2024.
Peningkatan penjualan hewan kurban mulai dirasakan oleh para pedagang sejak sebulan yang lalu. Penjualan paling tinggi terjadi dalam kurun waktu sepekan terakhir.
"Menjelang satu minggu sebelum Idul Adha, banyak orang berburu sapi untuk dijadikan hewan kurban," kata Mahmudi, pedagang sapi di pasar hewan Desa Pamolokan, Sumenep, Kamis (13/6/2024).
Baca juga: Jelang Idul Adha Harga Cabai di Padang Naik, Pj Wali Kota Buka Suara
Mahmudi menjelaskan, pada musim kurban kali ini, harga sapi juga meningkat. Harga satu ekor sapi rata-rata naik antara Rp 1-1,5 juta.
Di Sumenep, harga satu ekor sapi disesuaikan dengan ukurannya. Rinciannya, ada sapi yang harga Rp 14 juta, Rp 16 juta, hingga Rp 20 juta.
"Jadi disesuaikan sama ukuran sapinya. Tapi kalau yang paling banyak diburu masyarakat untuk dijadikan kurban itu yang ukuran sedang dengan harga Rp 16 juta," kata Mahmudi.
Baca juga: Libur Panjang Idul Adha, KAI Tambah Ribuan Tempat Duduk Kereta Keberangkatan Daop 5 Purwokerto
Pedagang lainnya, Ramsi, mengatakan, dalam sehari jumlah hewan yang laku untuk dijadikan kurban terus meningkat menjelang hari raya Idul Adha.
Saat hari biasa, jumlah sapi yang laku hanya 5-7 ekor sapi. Namun, pada momen menjelang hari raya Idul Adha ini, jumlah sapi yang laku bisa mencapai 12-15 ekor sapi.
"Karena lagi musim kurban, jadi jumlah yang laku dan dibeli warga bisa sampai 15 sapi," jelasnya.
Omzet yang bisa ia dapat bahkan bisa menyentuh angka Rp 250 juta dalam sehari.
"Hitungan kotornya Rp 250 jutaan, tapi kan itu masih dipotong modal dan lainnya," pungkasnya.
Pemerintah Kabupaten Sumenep sendiri melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPP) memastikan semua hewan kurban di Sumenep dalam kondisi baik dan sehat.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, drh. Zulfa mengaku hasil tersebut didapat setelah pihaknya melakukan pemantauan menyeluruh terhadap hewan kurban di Sumenep.
Pemantauan yang dilakukan itu menyasar para penjual pasar ternak maupun lapak-lapak dadakan hewan kurban yang ada di pinggir jalan.
"Hasil pemantauan kita, tidak ditemukan penyakit hewan ternak, baik Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD) atau lato-lato. Jadi bisa dikatakan aman lah untuk hewan kurban," kata Zulfa saat dihubungi, Rabu (12/6/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.