Salin Artikel

Unsur Budaya Malangan dalam Maskot dan Jingle Pilkada Kota Malang 2024

MALANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang, Jawa Timur, resmi memiliki maskot dan jingle untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang tahun 2024. Maskot itu yakni Sam Suma dan Mbak Sawa, dan jingle berjudul Ayo Memilih untuk Kota Malang.

Pemenang dan pembuat maskot tersebut, M Eugine Rahadani bercerita tentang latar belakang proses pembuatan maskot tersebut. Dia mengatakan, Sam Suma artinya Suara Malang dan Mbak Suwa berarti Salam Sejiwa.

"Untuk konsep pertama itu dari maskot Malang atau lomba yang diadakan KPU Kota Malang, itu kan integrasi sama harmoni. Saya mengambil dua kata tersebut untuk implementasikan kepada dua maskot," kata M Eugine Rahadani saat dihubungi, Minggu (9/6/2024).

Dua maskot ini memiliki dua arti berbeda, tetapi memiliki keterkaitan. Sam Suma lebih mengarah ke arah demokrasi, sinergitas. Mbak Sawa lebih mengarah ke arah ikatan sosial masyarakat Kota Malang.

"Kenapa saya mengambil budaya topeng malangan? karena yang pertama ingin menunjukkan wajah Malang, karena Malang budayanya banyak, kan biasanya kita berpikir isinya flora fauna, jadi ambil yang berbeda, dengan maskot topeng malangan itu sendiri," jelasnya.

Topeng malangan yang diangkat yakni Panji dan Sekartaji. Untuk pengerjaan semua maskot dilakukan selama satu minggu.

Karakter maskot Sam Suma berkarakter tegas dan jujur. Sedangkan maskot Mbak Sawa berkarakter baik hati.

"Makanya difokuskan ke Sam Suma itu, tegas jujur, ke arah demokrasinya, untuk Mbak Sawa kita arahnya ke dalam sosial-sosial itu," kata mahasiswa jurusan Arsitektur di UIN Malang tersebut.

Sedangkan di dalam jingle Ayo Memilih untuk Kota Malang terdapat unsur musik perpaduan antara elektronik dan tradisional. Jingle ini dibuat oleh guru seni dan budaya SMA di Bululawang, Kabupaten Malang, bernama Galih Zakaria.

"Jadi saya menggunakan konsep elektronik, etnik. Jadi ada elektroniknya, tetapi tetap dimasukkan yang etnis, tadi ada unsur semacam jaranan, jadi saya mengusung filosofinya itu," kata Galih.

Pesan yang ingin disampaikan dalam jinggle ini yakni mengajak teman-teman yang khususnya di Kota Malang, supaya mau memilih dan tidak golput.

Unsur musik elektronik dan tradisional yang ada supaya jingle ini dapat masuk ke semua kalangan masyarakat, baik muda dan dewasa. Sedangkan, pengerjaan jingle tersebut dilakukan selama tiga hari dengan melibatkan 4 orang.

"Mulai pembentukan konsep sampai kita produksi atau take vocal, saya ada tim, dibantu beberapa teman, eksekutornya, penyanyinya juga saya sendiri yang penyanyi cowok, kemudian ceweknya profesional," katanya.

Anggota Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kota Malang, Muhammad Toyib mengatakan, dalam penjurian maskot dan jingle Pilkada Kota Malang 2024 melibatkan berbagai pakar.

Di antaranya, dari akademisi atau sosiolog, budayawan, asosiasi konten kreator, dan tokoh masyarakat.

"Penjuriannya berjalan sekitar dua minggu, tapi tidak setiap hari, yang dipakai juara satu. Juara satu dapat Rp 10 juta, juara dua Rp 7,5 juta, juara tiga Rp 5 juta, juara harapan 1,2,3 masing-masing Rp 2 juta, itu maskot sama jinggle sama," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/06/09/112029178/unsur-budaya-malangan-dalam-maskot-dan-jingle-pilkada-kota-malang-2024

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com