KOMPAS.com - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dikenal memiliki destinasi wisata dengan pemandangan yang mengagumkan.
Tidak hanya menjadi salah satu daerah tujuan wisata andalan di Jawa Timur, kawasan TNBTS juga masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Baca juga: Mengenal Gunung Bromo, Gunung Sakral dengan Pemandangan Sunrise yang Menawan
Salah satu tujuan wisata yang paling ramai dikunjungi terutama pada waktu libur adalah kawasan Kaldera Tengger.
Wisata ini menawarkan pemandangan menakjubkan jajaran kerucut kawah yang ada di dalamnya, keindahan padang savana, serta lautan pasir vulkanik yang luas.
Baca juga: Mengenal Suku Tengger, dari Asal Usul hingga Tradisi
Umumnya, masyarakat lebih mengenal Kaldera Tengger dengan sebutan kawasan wisata Gunung Bromo.
Padahal di kawasan Kaldera Tengger tidak hanya terdapat kerucut Gunung Bromo saja, melainkan ada lima kerucut anak Gunung Bromo Purba yang berada di lautan pasirnya.
Baca juga: 8 Fakta Kawasan Gunung Bromo, Ada Lautan Pasir dan Suku Tengger
Kelima kerucut anak gunung yang ada dalam Kaldera Tengger yaitu Gunung Bromo (2.329 mdpl), Gunung Batok (2.440 mdpl), Gunung Kursi (2.581 mdpl), Gunung Widodaren (2.614 mdpl), dan Gunung Watangen (2.601 mdpl).
Keberadaan lima anak gunung ini membuat Kaldera Tengger memiliki kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain yang dikenal sebagai fenomena kawah di dalam kawah (creater in the creater).
Lebih lanjut, berikut adalah penjelasan dari kelima kawah yang ada di kawasan Kaldera Tengger.
Gunung Bromo adalah satu-satunya kerucut gunung di Kaldera Tengger yang statusnya masih aktif, ditandai dengan adanya kepulan asap yang membumbung dari kawahnya.
Ketinggian Gunung Bromo adalah sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut (m dpl), atau sekitar 200 m dari dasar kaldera (lautan pasir).
Kerucut Gunung Bromo dapat didaki melalui jalur berupa anak tangga menuju bibir kawahnya yang disediakan untuk wisatawan.
Selain itu, kawah ini juga menjadi empat bagi berlangsungnya acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger (Kasada) berupa pelemparan hasil bumi ke dalam kawah sebagai bentuk persembahan.