LUMAJANG, KOMPAS.com - Ratusan rumah warga penyintas erupsi Gunung Semeru di Bumi Semeru Damai, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diserang hama ulat bulu.
Serangga ini banyak ditemukan di bangunan rumah di sepanjang Blok C hingga Blok F.
Selain itu, ulat bulu juga tampak memenuhi pohon mahoni yang berada dekat dengan rumah warga.
Nuriyanti, salah satu warga mengaku, hama ulat bulu yang belum diketahui jenisnya ini merebak sejak sepekan terakhir.
Baca juga: Hama Ulat Bulu Serang Permukiman Warga di Situbondo
"Ini sudah satu mingguan. Awalnya dari pohon mahoni di Blok D terus menyebar ke rumah-rumah," kata Nuriyanti, Selasa (7/5/2024).
Menurut Nuriyanti, serangan hama ulat bulu ini membuat para orangtua yang memiliki balita dan anak-anak menjadi cemas.
"Ya cemaslah. Anak saya sampai gatal-gatal. Ulatnya menyebar di sekitar rumah padahal setiap hari kami bersihkan, tapi muncul lagi," jelasnya.
Baca juga: Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi
Susi, warga lainnya mengatakan, untuk membersihkan ulat bulu agar tidak masuk ke dalam rumah, warga hanya menggunakan sapu ijuk dan sapu lidi.
"Setiap hari sampai kewalahan. Sehari bisa 5 sampai 10 kali (membersihkan), tapi kayaknya nambah terus," keluhnya.
Kepala Desa Sumbermujur Sri Rahayu mengatakan, serangan ulat bulu ini bukan kali pertama terjadi di desanya.
Serangan hama yang sama pernah terjadi beberapa bulan lalu meski tidak separah kali ini.
"Dulu memang pernah terjadi, tapi tidak separah kali ini. Saya sudah memperoleh laporan dari warga yang mengaku resah terutama mereka yang memiliki balita. Awalnya saya kira kejadian biasa, namun ternyata cukup mengganggu dan meresahkan," terang Sri Rahayu.
Menyusul adanya serangan hama ulat bulu yang sangat meresahkan ini, pihak Pemerintah Desa Sumbermujur telah melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pengendalian dan pemusnahan.
"Kita sudah lakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan hama ulat bulu ini. Mudah-mudahan segera ada tindak lanjut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.