Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Kompas.com, 30 April 2024, 17:19 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAGETAN,  KOMPAS.com  – Kebahagiaan menyelimuti para peserta pelantikan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) di Gedung Olahraga (Gos) Ki Mageti, Selasa (30/4/2024).

Mereka adalah para pegawai pemerintah yang dinyatakan memiliki status (P3K) yang hampir sama dengan aparatur sipil negara (ASN).

Para pegawai yang merasakan kebahagiaan itu di antaranya adalah pasangan suami istri, Nino Pratikta dan Sekar Firmaliana. Keduanya dilantik sebagai P3K fungsional masing-masing di Dinas Tenaga Kerja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kbaupaten Magetan.

Baca juga: Dinas Pendidikan Buton Selatan Bantah Ada Unsur KKN dalam Perekrutan P3K

Sebelum menjadi P3K, keduanya sudah 10 kali mengikuti tes ASN atau CPNS di berbagai kota namun gagal.

“Kami pernah ikut CPNS tahun 2013 di Sidoarjo, sementara istri saya di Brebes tempat kelahirannya tetapi kami sama sama gagal,” ujar Nino saat ditemui Kompas.com, Selasa.

Nino mengaku kenal dengan istrinya saat kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Setelah lulus mereka menikah pada tahun 2015.

Sejak saat itu, keduanya sering mengikuti tes CPNS berdua.

“Kita pernah ikut CPNS di Sidoarjo, di Kabupaten Blitar, di Kabupaten Ponorogo sampai 2 kali dan di Kabupaten Magetan sampai 4 kali. Kami selalu berdua ikut tes CPNS itu, dan selalu gagal,” kata Nino.

Nino sebelum diangkat sebagai P3K di BPBD merupakan tenaga honorer di kantor yang sama. Sementara Sekar Fermaliana sebelum diangkat menjadi P3K di Dinas Tenaga Kerja adalah honorer di Dinas Pariwisata.

Tahun 2023, menurut mereka berdua, merupakan tahun keberuntungan ketika mengikuti tes P3K dan bisa lolos berdua.

“Perasaan kami ya bahagia bisa lolos berdua di seleksi P3K di tahun 2023 kemarin dan hari ini dilantik,” kata Sekar.

Kebahagiaan juga terpancar dari wajah Mujiono (58), seorang guru warga Desa Gonggoang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ia mengisahkan perjuangannya menggapai karir dari penjaga sekolah menjadi guru agama.

Saat ditemui Kompas.com, di Gos Ki Mageti, Selasa (30/4/2024), Mujiono tampak tersenyum.

Guru agama di SD Gonggang I dari P3K tersebut mengaku sangat senang menjadi satu dari 1.432 P3K yang dilantik oleh penjabat bupati Magetan.

“Perasaan saya tidak bisa saya gambarkan karena saat mengabdi pertama kali di SD N I Gonggang saya sebagai penjaga sekolah. Sekarang terangkat menjadi guru agama," ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau