Mereka adalah para pegawai pemerintah yang dinyatakan memiliki status (P3K) yang hampir sama dengan aparatur sipil negara (ASN).
Para pegawai yang merasakan kebahagiaan itu di antaranya adalah pasangan suami istri, Nino Pratikta dan Sekar Firmaliana. Keduanya dilantik sebagai P3K fungsional masing-masing di Dinas Tenaga Kerja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kbaupaten Magetan.
Sebelum menjadi P3K, keduanya sudah 10 kali mengikuti tes ASN atau CPNS di berbagai kota namun gagal.
“Kami pernah ikut CPNS tahun 2013 di Sidoarjo, sementara istri saya di Brebes tempat kelahirannya tetapi kami sama sama gagal,” ujar Nino saat ditemui Kompas.com, Selasa.
Nino mengaku kenal dengan istrinya saat kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Setelah lulus mereka menikah pada tahun 2015.
Sejak saat itu, keduanya sering mengikuti tes CPNS berdua.
“Kita pernah ikut CPNS di Sidoarjo, di Kabupaten Blitar, di Kabupaten Ponorogo sampai 2 kali dan di Kabupaten Magetan sampai 4 kali. Kami selalu berdua ikut tes CPNS itu, dan selalu gagal,” kata Nino.
Nino sebelum diangkat sebagai P3K di BPBD merupakan tenaga honorer di kantor yang sama. Sementara Sekar Fermaliana sebelum diangkat menjadi P3K di Dinas Tenaga Kerja adalah honorer di Dinas Pariwisata.
Tahun 2023, menurut mereka berdua, merupakan tahun keberuntungan ketika mengikuti tes P3K dan bisa lolos berdua.
“Perasaan kami ya bahagia bisa lolos berdua di seleksi P3K di tahun 2023 kemarin dan hari ini dilantik,” kata Sekar.
Kebahagiaan juga terpancar dari wajah Mujiono (58), seorang guru warga Desa Gonggoang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ia mengisahkan perjuangannya menggapai karir dari penjaga sekolah menjadi guru agama.
Saat ditemui Kompas.com, di Gos Ki Mageti, Selasa (30/4/2024), Mujiono tampak tersenyum.
Guru agama di SD Gonggang I dari P3K tersebut mengaku sangat senang menjadi satu dari 1.432 P3K yang dilantik oleh penjabat bupati Magetan.
“Perasaan saya tidak bisa saya gambarkan karena saat mengabdi pertama kali di SD N I Gonggang saya sebagai penjaga sekolah. Sekarang terangkat menjadi guru agama," ujarnya.
Mujiono mengaku mengabdi sebagai penjaga sekolah di SDN Gonggang II pada tahun 1998. Dia mengaku gaji pertama yang dia terima adalah Rp 15.000 per bulan.
Untuk menutup kebutuhan sehari hari, dia bekerja sebagai petani dan memelihara ternak sapi.
Beruntung, lokasi sekolah yang dijaga masih satu kampung sehingga tidak mengganggu profesi utamanya.
"Tahun 2000 mulai naik sampai Rp 250.000 dan ada kenaikan lagi pada tahun 2019 dengan masa kerja di atas 20 tahun itu mencapai Rp 2 juta sebagi biaya transport," katanya.
Meski hanya sebagai penjaga sekolah di SDN II Gonggang, namun semangat meningkatkan kompetensi membuat Mujiono kembali menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam dari tahun 2010 hingga 2015.
"Di tahun 2023 atas saran dari Dinas Pendidikan saya mengikuti penjaringan P3K, alhamdulilah lolos mengisi formasi Guru Agama Islam dan ditempatkan di SD N I Gonggang," ucapnya.
Mujiono mengaku bangga bisa menyandang guru agama melalui formasi P3K meski nanti pada tahun 2026 dia akan pensiun.
Dia berpesan kepada rekan guru lainnya yang statusnya sebagai guru tidak tetap untuk semangat memperjuangkan statusnya, karena kesempatan selalu terbuka selagi mau berusaha.
“Meski hanya bekerja 3 tahun sebagai guru agama tapi saya bangga bisa menyumbangkan kemampuan saya untuk dunia pendidikan di Magetan," katanya.
Penjabat Bupati Magetan Hergunadi melantik 1.432 tenaga pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) yang terdiri dari 1.128 orang di bidang pendidikan, 206 orang P3K kesehatan dan 98 orang P3K bidang teknis di GOR Ki Mageti.
Dengan dilantiknya P3K, Kabupaten Magetan masih kekurangan sekitar 1.000 pegawai yang saat ini diusulkan kembali melalui formasi pengangkatan tahun 2024.
Di Magetan masih ada sekitar 800 pegawai tidak tetap. Terbanyak adalah dari sektor pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan saat ikut penjaringan P3K tahun 2023 lalu.
“Tahun ini kita upayakan semua bisa terangkat P3K, kita masih usulkan tahun ini dan masioh verifikasi di BKN,” kata Hergunadi.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/04/30/171940078/cerita-suami-istri-di-magetan-dilantik-jadi-p3k-setelah-10-kali-gagal-tes