KOMPAS.com - Supiatun (56), warga Dusun Templek, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menemukan bayi di dalam kardus yang tergeletak di teras rumahnya pada Mingggu (17/3/2024) malam.
Saat itu, Supiatun baru saja pulang dari salat tarawih. Temuan bayi dengan tali pusar yang belum terpotong sempurna itu pun dilaporkan ke perangkat desa dan juga bidan.
Sang bayi yang masih hidup itu kemudian dilarikan ke RS Bhayangkara Kota Kediri untuk mendapat perawatan.
Baca juga: Warga Kediri Kaget Temukan Kardus Berisi Bayi di Depan Rumah
Dari hasil penyelidikan, polisi mengamankan ASN (19), seorang santriwati yang tinggal di sebuah pondok pesantren di dekat lokasi penemuan bayi.
Dalam interogasi awal, perempuan asal Sumatera itu telah mengakui bahwa dirinya yang membuang bayi sekaligus sebagai ibu dari bayi tersebut.
ASN kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan setelah melahirkan.
Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama mengatakan ASN seorang diri saat melakukan persalinan. Karena malu belum menikah, ASN pun membuang bayinya ke teras rumah warga pada Minggu (17/3/2024).
"Motifnya karena terduga pelaku ini malu dan takut ketahuan telah memiliki bayi. Akhirnya nekat membuang bayi tersebut di rumah warga yang tidak jauh dari pondoknya," paparnya, Rabu (20/3/2024).
AKP Fauzy Pratama menambahkan ayah dari bayi belum terungkap lantaran kondisi ASN masih dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Seorang Ibu Buang Bayi yang Baru Dilahirkannya ke Dalam Sumur
Selama di pondok, ASN menyembunyikan kehamilannya dan sampai melahirkan, tidak ada orang yang mengetahui.
"Kalau dari keterangan terduga pelaku memang tidak ada yang tahu soal kehamilannya apalagi sampai melahirkan. Jadi pindah ke sini (Kediri) sudah dalam kondisi hamil," tuturnya.
Sementara itu Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto memastikan bayi mendapat perawatan yang memadai.
"Alhamdulillah kondisi bayi sangat baik. Terus membaik apalagi sudah ditangani dengan tepat di sini (RS Bhayangkara). Informasi yang didapat juga berat badannya naik, sekarang jadi 2,7 kilogram," jelasnya.
"Untuk perkembangan masih dalam penyelidikan dan didalami oleh Satreskrim Polres Kediri. Nanti akan kami informasikan apabila sudah ada perkembangan lebih lanjut," ungkap dia.
Baca juga: Bukan Bisikan Gaib, Ibu di Lubuklinggau Buang Bayinya ke Sumur karena Takut Tak Bisa Belikan Susu
Sementara itu pimpinan pondok pesantren, Mustofa mengatakan ASN baru masuk ke pondoknya sekitar 2,5 bulan lalu.