KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo menyebutkan ada 2 anak di Bumi Reog karena penyakit demam berdarah (DBD).
“Keduanya meninggal pada 12 Maret 2024 lalu,” ungkap Kepala Dinkes Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti, Jumat (15/3/2024).
Ia mengatakan dua pasien yang meninggal berusia 10 tahun dari Kecamatan Siman dan Kecamatan Babadan.
Saat dibawa ke rumah sakit, dua pasien dalam kondisi kurang baik atau fase Dengue Shock Syndrome (DSS).
“Keduanya dilaporkan bahwa dibawa ke rumah sakit sudah dalam kurang baik,” ujar Ayuk.
Baca juga: DBD Makan Korban di Wonogiri, 43 Kasus, 3 Orang Meninggal
“Tidak menyalahkan siapapun ini kewaspadaan kita semua. Kita saling mengingatkan. Kebersihan semua menjadi tanggung jawab semua,” bebernya.
Selain dua pasien yang terdata, ia mengatakan ada satu pasien anak lainnya yang dilaporkan meninggal karena DBD. Namun pihak dinas kesehatan masih melakukan pelacakan.
“Apakah benar-benar DBD atau ada penyakit yang lainnya. Yang jelas dilaporkan balid di Dinkes ada 2 anak-anak,” tegasnya.
Ayu mengimbau semua lebih perhatian terhadap lingkungan dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
“Bahwa DBD (demam berdarah dengue) adalah penyakit komunal. Harus benar-benar menerapkan PSN,” pungkasnya.
Baca juga: Perlu Waktu Setahun agar Nyamuk Wolbachia Bisa Tekan Kasus DBD di Bandung
Sementara itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo mulai banyak menerima pasien demam berdarah dengue (DBD) sejak awal tahun 2024.
Pada Januari 2024, RSUD dr Harjono merawat 55 pasien dan melonjak menjadi 144 pasien pada Februari 2024.
Sementara pada 1 Maret 2024 hingga 13 Maret 2024, sudah ada 90 pasien yang dirawat dan 84 di antaranya adalah anak-anak.
“Kasus DHF (Dengue Haemoragic Fever) atau biasa disebut DBD di kami membandingkan data rekam medik kami memang ada peningkatan signifikan,” ungkap Humas RSUD dr Harjono Ponorogo, Sugiyanto, Kamis (14/3/2024).
Saat ini ada 34 pasien yang masih dirawat dan 13 di antaranya adalah anak-anak.
“Juga ada yang meninggal dunia 1 usia 10 tahun. Kondisinya sudah pendarahan atau bahasa medisnya DSS (Dengue Shock Syndrome),” pungkasnya.
Baca juga: Kasus DBD di Kendal Terus Meningkat, 14 Warga Meninggal, RS Dilarang Menolak Pasien
Dokter spesialis anak RSUD dr Harjono Ponorogo, dr Eko Jaenudin menyebut salah satu pasien anak DBD adalah HFR (10), warga Kecamatan Siman yang meninggal pada Selasa (12/3/2024) pukul 20.00 WIB.
“Setelah 2 jam dirawat secara intensif di ICU anak di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dr Harjono Ponorogo,” ungkap Eko.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul DBD di Ponorogo Makan Korban Jiwa, 2 Pasien Anak Meninggal Dunia, Dinkes Ingatkan Jaga Kebersihan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.