PAMEKASAN, KOMPAS.com - Hilir mudik perempuan muda dan paruh baya mengantarkan berbagai jenis makanan ke sebuah rumah di Desa Trasak, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (11/3/2024).
Makanan tersebut dibawa menggunakan nampan.
Baca juga: Tradisi Unik Merayakan Ramadhan Negara Muslim di Dunia
Di antara mereka, ada yang jalan kaki dan ada pula yang naik motor.
Baca juga: Mengenal Langgilo, Tradisi Membuat Ramuan Herbal untuk Mencuci Perlengkapan Ibadah Jelang Ramadhan
Makanan yang sudah diantar itu kemudian diletakkan di sebuah meja di emper rumah sang kiai kampung.
Sang kiai kemudian menanyakan kepada masing-masing tamu, nama keluarga mereka yang sudah meninggal. Tujuannya, untuk didoakan dan dikirimi surat Al Fatihah.
Setelah nama disebut satu persatu, para tamu bersama-sama berdoa.
Semua makanan yang sudah didoakan itu dibawa ke dapur sang kiai untuk disalin.
Benda-benda yang dipakai untuk mengantar makanan kemudian dibawa pulang kembali ke rumah mereka masing-masing.
Usai mengantarkan makanan ke rumah kiai, ada pula warga yang masih mengantarkan makanan ke sanak kerabatnya. Bahkan ada yang mengantarkannya ke rumah warga miskin.
Tradisi saling mengantarkan makanan menjelang Ramadhan ini dikenal dengan tradisi Ter Ater atau saling balas mengantarkan makanan.
Surahman, salah satu warga Desa Trasak, mengatakan, tradisi ini merupakan tradisi orang Madura yang masih dijaga sampai saat ini.
Selain menjelang Ramadhan, tradisi Ter Ater juga digelar di akhir Ramadhan atau menjelang Idul Fitri.
"Tradisi Ter Ater ini sebagai tradisi yang menandai rasa syukur umat Islam di Madura bahwa masih diberi kesempatan kembali bisa menikmati Ramadhan. Sebab, banyak umat Islam yang tidak dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun ini," kata Surahman.
Selain sebagai tanda rasa syukur, Ter Ater juga sebagai media saling berbagi antar masyarakat.
Terutama kepada tokoh ulama dan kiai yang sudah membimbing umat.