Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Keluarga Santri asal Banyuwangi Korban Penganiayaan Pecah Saat Berkunjung ke Kediri

Kompas.com - 27/02/2024, 21:26 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tangisan sedih Suryanto, paman dari santri berinisial BBM (14) yang tewas karena dikeroyok empat seniornya, tak terbendung saat berkunjung ke pesantren Al Hanifiyah di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (27/2/2024).

Suryanto mengaku sangat sedih dengan kepergian almarhum yang cukup tragis itu. Apalagi bocah tersebut sudah dianggapnya anak sendiri.

"Saya selaku keluarga, pakde sangat sedih. Sangat terpukul sekali. Semua keluarga juga sedih,” ujar Suryanto kepada para awak media.

Baca juga: Disebut Terpeleset di Kamar Mandi, Santri Asal Banyuwangi Tenyata Tewas Diduga Dianiaya 4 Seniornya

Dia menyesalkan sikap teman-teman sesama santri yang tega menghajar BBM hingga meninggal dunia.

Perilaku tersebut menurutnya sudah sangat keterlaluan. Padahal seharusnya ada cara lain untuk mengatasinya.

Dirinya mengaku tidak bisa membayangkan dampak yang dirasakan korban atas perilaku kasar tersebut.

“Saya gak bisa bayangkan itu kayak apa sakitnya,” ujarnya sambil terisak tangis.

Namun semua sudah terjadi dan merupakan sesuatu yang harus dijalani. Pihaknya juga menyerahkan sepenuhnya perkara ini kepada pihak kepolisian untuk menuntaskannya.

“Namun apalah daya harus dijalani. Dan hukum biarlah tetap berjalan,” lanjutnya.

Baca juga: Pasal-pasal yang Menjerat Para Tersangka Penganiayaan Santri hingga Tewas di Banyuwangi

Momentum ini menurutnya harus bisa menjadi evaluasi. Tidak hanya bagi kalangan keluarganya tetapi juga kepada pihak pesantren.

Diharapkan pesantren bisa lebih perhatian lagi terhadap para santrinya.

“Pondok juga harus introspeksi pula. Harus lebih perhatian kepada santrinya. Santri yang ada harus dirawat,” pungkasnya.

Adapun perkembangan penyidikan kasusnya, pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Kediri Kota Ajun Komisaris Polisi ( AKP) Nova Indra Pratama mengatakan, sejauh ini sudah ada tujuh orang yang dimintai keterangannya namun belum ada penambahan tersangka.

“Tersangka masih tetap sama (4 orang). Saksi 7 orang yang diperiksa,” ujar AKP Nova melalui pesan elektroniknya, Selasa.

Baca juga: Keluarga Santri yang Tewas Dianiaya Curhat dan Minta Bantuan Hotman Paris

Sebelumnya diberitakan, BBM merupakan santri di pesantren Al Hanifiyah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dipulangkan ke orang tuanya di Kabupaten Banyuwangi dalam keadaan meninggal dunia.

Mulanya kematiannya dikabarkan akibat terpeleset di kamar mandi. Namun pihak keluarga yang curiga lalu menuntut keadilan sehingga membuat laporan ke polisi.

Dari penyelidikan polisi terungkap penyebab kematiannya karena korban pengeroyokan. Atas kasus itu polisi telah menetapkan 4 orang tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum Polisi di Surabaya Ditangkap atas Kasus Penipuan dan Penggelapan

Oknum Polisi di Surabaya Ditangkap atas Kasus Penipuan dan Penggelapan

Surabaya
Kisah Eko, 20 Tahun Mengabdi untuk Tagana Lumajang, Pernah Tak Pulang 2 Bulan

Kisah Eko, 20 Tahun Mengabdi untuk Tagana Lumajang, Pernah Tak Pulang 2 Bulan

Surabaya
Gedung Sekolah Diklaim Milik Orang, Murid TK di Lumajang Numpang Belajar di Rumah Warga sejak 6 Bulan Terakhir

Gedung Sekolah Diklaim Milik Orang, Murid TK di Lumajang Numpang Belajar di Rumah Warga sejak 6 Bulan Terakhir

Surabaya
Sederet Fakta Fortuner Masuk Jurang di Kawasan Bromo, 4 Orang Tewas, Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi

Sederet Fakta Fortuner Masuk Jurang di Kawasan Bromo, 4 Orang Tewas, Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi

Surabaya
Ahmad Dhani Masuk Bursa Pilkada Surabaya 2024 dari Gerindra

Ahmad Dhani Masuk Bursa Pilkada Surabaya 2024 dari Gerindra

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
PKB Usung Seorang Kades Maju di Pilkada Jombang

PKB Usung Seorang Kades Maju di Pilkada Jombang

Surabaya
Tabrakan Mobil Boks Vs Truk Trailer di Gresik, 2 Luka dan Jalur Pantura Sempat Macet

Tabrakan Mobil Boks Vs Truk Trailer di Gresik, 2 Luka dan Jalur Pantura Sempat Macet

Surabaya
Cerita Pencari Rumput Asal Lamongan Naik Haji: Yang Uangnya Miliaran Belum Tentu Berangkat kalau Allah Tak Menghendaki

Cerita Pencari Rumput Asal Lamongan Naik Haji: Yang Uangnya Miliaran Belum Tentu Berangkat kalau Allah Tak Menghendaki

Surabaya
Suami Kecanduan Judi Online, 179 Wanita di Bojonegoro Gugat Cerai

Suami Kecanduan Judi Online, 179 Wanita di Bojonegoro Gugat Cerai

Surabaya
Cak Thoriq Resmi Diusung PKB Jadi Bacabup Lumajang

Cak Thoriq Resmi Diusung PKB Jadi Bacabup Lumajang

Surabaya
Rumah Korban Fortuner Terjun ke Jurang di Bromo Sempat Didatangi Orang

Rumah Korban Fortuner Terjun ke Jurang di Bromo Sempat Didatangi Orang

Surabaya
Eks Kepala Bea Cukai DIY Disebut Terima Gratifikasi Total Rp 23 Miliar Termasuk Rp 100 Juta dari Suami Maia Estianty

Eks Kepala Bea Cukai DIY Disebut Terima Gratifikasi Total Rp 23 Miliar Termasuk Rp 100 Juta dari Suami Maia Estianty

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com