SURABAYA, KOMPAS.com - Balita laki-laki di Surabaya, Jawa Timur, meninggal dunia diduga setelah mendapatkan kekerasan dari bapak tirinya. Peristiwa dugaan penganiayaan itu saat ini sudah dilaporkan ke Polrestabes Surabaya.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, peristiwa tersebut bermula ketika ibu korban berpisah dengan suaminya yang merupakan ayah kandung korban, SA, sejak Januari 2024.
Perempuan tersebut langsung memutuskan untuk tinggal di sebuah tempat kos di sekitar Jalan Kutisari Utara, Tenggilis Mejoyo. Sedangkan korban yang masih berusia 2 tahun dirawat oleh ayahnya.
"Korban sehari-hari tinggal dengan ayahnya. Tapi sesekali menginap di kos ibunya yang tinggal bersama suami sirinya," kata Hendro ketika dikonfirmasi melalui pesan, Kamis (15/2/2024).
Baca juga: KPU Surabaya Baru Gelar Pemungutan Suara Ulang Usai Logistik Terkumpul
Nenek korban yang merupakan orangtua dari ayahnya, mengantarkan bocah tersebut ke ibunya pada Selasa (13/2/2024) sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, SF ternyata hendak pergi bekerja.
"Karena akan bekerja, maka SF menitipkan korban kepada RS (suami sirinya). SF baru pulang kerja sekitar pukul 17.00 WIB, dan melihat korban dan RS sedang tidur di atas ranjang," jelasnya.
Baca juga: China Eksekusi Pasangan Selingkuh yang Lempar Dua Balita dari Lantai 15 Apartemen
Kemudian, SF membangunkan anaknya tersebut karena berniat ingin menggendongnya. Akan tetapi, korban tak kunjung bangun dan sudah dalam kondisi lemas.
"SF dan suami sirinya langsung membawanya ke RSI (Rumah Sakit Islam) Jemursari. Saat tiba di IGD, dokter menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia," ujarnya.
SF pun memutuskan untuk menghubungi mantan suaminya dengan tujuan memberi kabar duka tersebut. SA yang mengetahui kabar kematian anaknya langsung mengecek kondisi anaknya itu.
"Saat melihat jenazah korban, ternyata ditemukan ada luka lebam baru di bagian dahi sebelah kanan dan punggung bagian bawah dekat tulang ekor," ucapnya.
SA yang melihat adanya sejumlah luka di tubuh korban tersebut, langsung melaporkanya ke Polrestabes Surabaya. Dia menduga anaknya meninggal usai mendapatkan kekerasan.
"Atas kejadian tersebut pelapor menduga bahwa korban meninggal dunia dalam keadaan tidak wajar. Dia menghendaki untuk dilakukan otopsi pada jenazah korban," katanya.
Hendro mengungkapkan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terkait kasus kekerasan tersebut. Selain itu, dia juga menunggu keluarnya hasil otopsi dari tim medis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.