Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Krisdayanti Usai Dilaporkan ke Bawaslu lantaran Berkeliling ke Sejumlah TPS Saat Pencoblosan

Kompas.com, 15 Februari 2024, 10:09 WIB
Nugraha Perdana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


BATU, KOMPAS.com - Penyanyi dan caleg DPR RI, Krisdayanti mendatangi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Batu di Jawa Timur pada Rabu (14/2/2024) sore.

Wanita tersebut sebelumnya dilaporkan karena berkeliling ke beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Batu saat pencoblosan berlangsung.

Krisdayanti awalnya diduga berkampanye saat waktu pemungutan suara. Dia dimintai keterangan oleh pihak Bawaslu Kota Batu sekitar kurang dari 10 menit.

Baca juga: Bawaslu: Pelanggaran Netralitas ASN Kedua Terbesar Setelah Etik

Krisdayanti mengatakan, bahwa dirinya bersama keluarga dan stafnya memindahkan hak pilihnya dari Jakarta ke Kota Batu.

Namun, semua pemilih tersebar di beberapa TPS, sehingga dirinya ikut mengantarkan ke setiap TPS.

"Ternyata kami split, jadi hanya saya yang ada di TPS 30 Pesanggrahan, ibu saya di TPS 19 bersama 3 staf kami, termasuk susternya ibu, ternyata ada 1 juga staf saya pribadi split lagi di TPS 28. Jadi mengingat hal itu tentu saya yang punya tanggung jawab dan kewajiban mengantarkan mereka ke TPS-TPS tersebut," kata Krisdayanti, Rabu (14/2/2024).

Baca juga: Warga Kota Batu Meninggal Dunia Saat Antre Mencoblos di TPS


Baca juga: Diduga Serangan Jantung, Anggota KPPS di Kendal Meninggal Saat Bertugas

Klaim tidak untuk berkampanye

Krisdayanti di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2023):Kompas.com/Cynthia Lova Krisdayanti di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2023):

Menurutnya, wajar apabila dirinya bertemu dengan warga saat mengantar ke TPS-TPS dan kemudian ada yang meminta berfoto.

Namun, Krisdayanti memastikan tidak ada maksud dan tujuan untuk berkampanye.

"Tidak ada kampanye, karena kampanyenya sudah full, dan hari ini full penuh dengan mencoblos, dan semua sesuai hati nurani, tidak ada intervensi untuk mengajak publik dan warga yang saya sapa, bahkan saya melihat di sini ketulusan warga untuk minta foto dan lain-lain itu hal wajar," katanya.

Baca juga: Bawaslu DIY Temukan 30 TPS di Gunungkidul Kekurangan Surat Suara, Capai Ratusan Lembar

Krisdayanti juga mengatakan, saat mengantarkan keluarga dan stafnya ke TPS-TPS tidak sampai ke bilik suara.

Dia menjelaskan, harus mengantarkan ke TPS lantaran ibunya juga memakai kursi roda.

"Iya, ikut mengantarkan karena saya punya tanggung jawab, anak ke ibu, karena ibu saya juga pakai kursi roda jadi harus saya antarkan, tapi tidak sampai ke bilik suara, atau mengantarkan ke petugas KPPS, dan juga mengantarkan ibu memberikan KTP dan kertas suaranya, lalu ke TPS 19 juga begitu kondisinya," katanya.

Baca juga: Bawaslu: Pelanggaran Netralitas ASN Kedua Terbesar Setelah Etik

Bawaslu lakukan pengkajian

Sementara itu, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Sengketa Bawaslu Kota Batu, Mardiono mengatakan, pihaknya memang meminta Krisdayanti untuk datang ke kantornya untuk mengklarifikasi persoalan tersebut.

Sebelumnya, Bawaslu Kota Batu menerima laporan adanya kegiatan dari Krisdayanti tersebut.

"Saya minta tolong difotokan dan dikirim ke saya, daripada ini menjadi masalah yang berlarut, dari situ akhirnya kami mencoba mencari salah satu petugas penghubungnya Bu Krisdayanti, dan saya tadi dapat bisa enggak diminta klarifikasi ke Kantor Bawaslu sore hari ini, agar nanti masyarakat bisa mendapat informasi yang cukup dan jelas," jelasnya.

Baca juga: Bawaslu DIY Temukan 30 TPS di Gunungkidul Kekurangan Surat Suara, Capai Ratusan Lembar

Pihaknya juga masih mengkaji apakah tindakan yang dilakukan oleh Krisdayanti melanggar aturan pemilu atau tidak.

Menurutnya, klarifikasi penting dilakukan Krisdayanti kepada publik mengingat sebagai publik figur.

"Masyarakat saat ini era politik semua bisa terjadi, makanya ketika ada masukan-masukan dari masyarakat kita respons dengan cepat, Bu Krisdayanti punya hak jawab dan klarifikasi," pungkasnya.

Baca juga: Kelelahan, Puluhan Petugas KPPS di Gowa Dilarikan ke Rumah Sakit

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau