Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Ahok Disebut "Kuda Putih" Jokowi, Sandiaga: Dia Bergabung karena Hati Nurani

Kompas.com - 08/02/2024, 14:54 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Prabowo-Mahfud MD, Sandiaga Uno menyebut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bergabung karena hati nurani.

Hal itu, merespons tudingan doal Ahok sebagai 'kuda putih' Presiden Joko Widodo (Jokowi). Narasi tersebut banyak muncul di sosial media X (dahulu Twitter).

Baca juga: Begini Penjelasan Ahok soal Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja

"Pak Ahok bergabung itu karena hati nurani beliau, beliau ingin memperjuangkan Ganjar-Mahfud," kata Sandiaga, saat mendatangi acara pelatihan kemasan dan digital marketing di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024).

Selain itu, kata Sandi, Ahok disukai masyarakat karena memiliki sifat yang apa adanya. Dengan demikian, dia tak ragu saat menggandeng mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Baca juga: Bela Jokowi dan Minta Ahok Berkaca, Kubu Prabowo: Gibran Malah Lebih Teruji

"Ahok sendiri tentunya kita tahu beliau punya sifat apa adanya, jadi ini yang banyak disukai masyarakat. Dan saya selalu ingin lebih banyak merangkul sehingga kita tidak terjadi keterpecah belahan," jelasnya.

Oleh karena itu, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut menilai, bergabungnya Ahok bisa menjadi tambahan energi dan suara pemilih capres-cawapres nomor urut 2.

"Saya melihat Pak Ahok ini tambahan energi buat Pak Ganjar dan Pak Mahfud, terutama dibeberapa demografi dan geografi, seperti di perkotaan dan anak muda," ujarnya.

Sandi mengungkapkan, energi tersebut sudah dibuktikan saat menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Saat itu, Ahok terlihat semangat mendukung Ganjar-Mahfud.

"Saya sempat bicara Sabtu lalu di GBK, beliau semangat, all out, kita bagi tugas, hari ini saya turun di Jatim. Kita harapkan Ahok menambahkan suara Pak Ganjar dan Mahfud," ucapnya.

Sebelumnya, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto juga membantah narasi bahwa Ahok mendukung Ganjar-Mahfud sebagai kuda putih Jokowi guna mencegah terjadinya koalisi paslon 1 dan 3. 

Hasto meyakini, dukungan itu disampaikan Ahok karena mengikuti hati nuraninya.

"Ini panggilan bangsa. Untuk menyuarakan dengan nurani," kata Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud ini.

Baca juga: Balas Kritik Ahok dengan Pujian, Gibran: Bagus Selama Gubernur, Wakil Gubernur, Komisaris...

Menurut Hasto, deklarasi yang disampaikan Ahok mengejutkan Jokowi karena keduanya merupakan tokoh yang dekat dan pernah berkolaborasi pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012.

Saat itu, Ahok menjadi pasangan Jokowi, yakni calon gubernur dan wakil gubernur. Keduanya pun terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI saat itu.

"Karena apa pun Pak Ahok ini one of person dari keberhasilan Pak Jokowi saat itu. Sehingga, ini semua dalam satu gerakan etika dan moral. Gerakan kebenaran," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bukit Kuneer di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bukit Kuneer di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Dua Warga di Situbondo Tewas Digorok, Warga: Pelaku Sering Halusinasi seperti Kerasukan

Dua Warga di Situbondo Tewas Digorok, Warga: Pelaku Sering Halusinasi seperti Kerasukan

Surabaya
Hampir Sepekan Diusir dari Unit, 27 KK Warga Rusunawa Gunungsari Surabaya Tidur di Halaman

Hampir Sepekan Diusir dari Unit, 27 KK Warga Rusunawa Gunungsari Surabaya Tidur di Halaman

Surabaya
Diduga Lupa Ingatan, Jemaah asal Jember Sempat Hilang dari Asrama Haji Surabaya

Diduga Lupa Ingatan, Jemaah asal Jember Sempat Hilang dari Asrama Haji Surabaya

Surabaya
Curiga dengan Penyebab Kematian, Polisi Bongkar Makam Seorang Pria di Ponorogo

Curiga dengan Penyebab Kematian, Polisi Bongkar Makam Seorang Pria di Ponorogo

Surabaya
Kasih Tak Sampai, Motif Pria di Surabaya Teror Teman Perempuannya hingga 10 Tahun

Kasih Tak Sampai, Motif Pria di Surabaya Teror Teman Perempuannya hingga 10 Tahun

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditetapkan Tersangka

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditetapkan Tersangka

Surabaya
Gunung Semeru 3 Kali Keluarkan Awan Panas dalam 24 Jam

Gunung Semeru 3 Kali Keluarkan Awan Panas dalam 24 Jam

Surabaya
Banjir Bandang Terjang Maluku Tengah, Tanggul Sungai Jebol dan Rumah Warga Terendam

Banjir Bandang Terjang Maluku Tengah, Tanggul Sungai Jebol dan Rumah Warga Terendam

Surabaya
Petani di Madiun Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Petani di Madiun Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Surabaya
Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Jual Sabu di Rumah, Suami Istri di Buleleng Digerebek Polisi

Surabaya
Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Sarang Gangster di Sidoarjo Digerebek, Tujuh Pemuda Jadi Tersangka Kepemilikan Senjata Tajam

Surabaya
Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Surabaya
Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Surabaya
4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orangtua Lapor Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com