Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas PPK Sumenep Nyawer Biduan Dangdut Saat Diklat di Hotel, KPU Minta Maaf

Kompas.com - 21/12/2023, 15:34 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyawer biduan dangdut, viral di media sosial.

Belakangan, aksi PPK itu diketahui terjadi saat kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) atau diklat terpadu Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang digelar KPU Sumenep di salah satu hotel di Sumenep.

Baca juga: 7 Pegawai Puskesmas di Sumsel Diduga Manipulasi Berkas untuk Seleksi PPPK

"Benar di acara (diklat KPU), tapi itu pasca-penutupan acara di malam hari, sekitar pukul 22.00 WIB dan oleh pihak hotel hanya diberi waktu hingga 22.30 WIB untuk hiburan," kata Komisioner KPU Kabupaten Sumenep Rafiqi Tanzil kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).

Menurutnya, hal itu hanya sebagai hiburan di tengah kesibukan.

"Kita di tengah tahapan yang menumpuk saat ini, teman-teman butuh hiburan, nyanyi, karaoke, dan mendatangkan electone dan semuanya," lanjutnya.

Baca juga: Berapa Gaji Guru PPPK 2023? Ada yang sampai Rp 8 Juta

Minta maaf

Rafiqi menjelaskan, aksi nyawer biduan dangdut yang dilakukan oleh sejumlah PPK itu dilakukan spontan.

KPU Sumenep, lanjut dia, meminta maaf secara kelembagaan jika aksi itu menimbulkan kegaduhan.

"Ketika menjadi viral dan membuat gaduh, saya secara kelembagaan hanya bisa minta maaf ketika ini dianggap sesutu yang tidak wajar yang dilakukan oleh penyelenggara. Tapi itu murni untuk hiburan," tuturnya.

Baca juga: Targetkan Menang di Sumenep, Parpol Pengusung Ganjar-Mahfud Siap Sapa Warga Door to Door

Tak ada hiburan

Ia memastikan, pihaknya sudah menegur sejumlah PPK yang ikut serta dalam nyawer tersebut.

Selanjutnya, kata Rafiqi, dia memastikan tak akan ada lagi hiburan di setiap kegiatan KPU.

Hal itu untuk mengantisipasi kegaduhan dan persepsi buruk di tengah masyarakat.

"Saya pastikan ke depan, setelah ini tidak akan pernah ada hiburan lagi ketika ada rapat kordinasi atau rapat-rapat apapun. Karena ini pelajaran bagi saya terutama di lembaga KPU yang seharusnya butuh hiburan hanya dinikmati oleh kita, tidak sampai keluar, takut tafsirnya berbeda," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com