KOMPAS.com - Tradisi asatan adalah sebuah tradisi tahunan yang dilakukan warga di sekitar Bendungan Sampean Baru, Desa Bunotan, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso.
Sebutan tradisi asatan berasal dari kata asat yang dalam bahasa setempat bermakna surut atau kering.
Baca juga: Muro, Tradisi Merawat Ekosistem Laut yang Berkelanjutan di Lembata
Hal ini berhubungan dengan kondisi air yang surut saat Bendungan Sampean Baru tengah melakukan penggelontoran untuk membersihkan endapan lumpur yang biasanya dilakukan di awal musim hujan.
Surutnya bendungan ini terjadi karena dibukanya pintu air untuk melakukan flushing atau menggelontor endapan lumpur, sehingga membuat permukaan airnya surut atau asat.
Baca juga: Tradisi Sasi, Cara Perempuan Salafen Raja Ampat Merawat Laut
Pada saat penggelontoran inilah tradisi Asatan dilakukan setiap tahun. Tentunya momen ini selalu ditunggu-tunggu warga yang berada di sekitar bendungan dan aliran sungai yang dilewatinya.
Selain di Bendungan Sampean Baru, tradisi asatanjuga dilakukan warga di sepanjang pinggir sungai Sampean Lama, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, dan Desa Seliwung, Kecamatan Panji.
Baca juga: Ngopi Sepuluh Ewu, Tradisi Masyarakat Banyuwangi untuk Eratkan Persaudaraan
Pada tradisi asatan, kondisi bendungan dan sungai yang tengah surut dan berlumpur akan dimanfaatkan warga untuk berburu dan saling berebut ikan yang muncul ke permukaan.
Adapun beberapa ikan yang hendak ditangkap akan tampak ‘mabuk’ dan muncul ke permukaan karena kondisi air yang surut dipenuhi lumpur.
Saat tradisi asatan berlangsung, warga akan datang beramai-ramai dengan membawa berbagai alat untuk menangkap ikan.
Mereka akan datang sejak pagi dengan membawa jala atau jaring. Selain itu ada pula warga yang datang dengan membawa baskom, ember, dan karung plastik.
Saat awal penggelontoran, debit air di sungai akan lebih besar dengan arus yang deras, sehingga warga yang hendak menangkap ikan biasanya harus menggunakan jaring atau jala.
Namun debit air ini biasanya akan berangsur surut ketika tengah hari, dengan debit air yang kecil dan kondisi air cenderung berlumpur.
Jika air sudah mulai surut, maka warga akan semakin banyak warga yang turun ke air berlumpur untuk mulai berebut menangkap ikan.
Tak hanya menggunakan alat, di tepi sungai biasanya ada beberapa warga yang berusaha menangkap ikan hanya menggunakan tangan.
Ikan yang didapat oleh warga memiliki jenis dan ukuran yang beragam, mulai dari ikan berukuran kecil hingga berukuran jumbo.