PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Gunung Bromo mengeluarkan asap putih dan kelabu pada Rabu (13/12/2023). Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pun melakukan pembatasan pada aktivitas kunjungan wisatawan.
Kabag Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, pengelola TNBTS telah mengeluarkan surat Pengumuman Nomor PG.34/T.8/BIDTEK/12/2023 tentang Pembatasan Aktivitas Kunjungan Wisata Gunung Bromo tertanggal 13 Desember 2023.
Baca juga: Kawasan Bromo Tercantik Ke-3 di Dunia, Ini Kata TNBTS, Kadis dan Kades
Surat tersebut dikeluarkan menyusul keterangan pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Nomor 27.E/GL.03/BGV/2023 tanggal 13 Desember 2023 tentang Peningkatan Aktivitas Kawah Gunung Bromo.
Dalam keterangan PVMBG, terjadi peningkatan aktivitas kawah Bromo berupa embusan asap kawah berwarna kelabu, intensitas sedang hingga tebal, dengan tekanan sedang kuat dari dalam kawah Bromo.
"Karena itu, TNBTS meminta masyarakat di sekitar Bromo dan pengunjung/wisatawan/pendaki/pedagang/pelaku jasa wisata agar tidak memasuki areal dalam radius satu kilometer dari kawah aktif Bromo," kata Septi saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (13/12/2023) malam.
Baca juga: Pastikan Keselamatan Wisatawan Bromo, Ratusan Jip Jalani Uji Kir
Berdasarkan pengamatan kegempaan, terekam tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 mm (dominan 0,5 mm) yang disertai pula gempa vulkanik dalam tiga kali kejadian selama Desember ini.
Hal ini, kata dia, menunjukkan adanya proses fluktuasi tekanan di dalam tubuh Gunung Bromo yang disertai oleh aliran fluida ke permukaan.
Baca juga: Wulan Kapitu, Bromo Bebas Kendaraan Bermotor
Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah Bromo adalah terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu (pijar) yang dapat mencapai radius 1 kilometer dari pusat kawah, serta keluarnya gas-gas berbahaya.
"Masyarakat dan wisatawan diminta mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang signifikan," katanya.
Tingkat aktivitas gunung Bromo dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan.
Baca juga: Tak Ada Tambahan Kuota Pengunjung Bromo untuk Libur Akhir Tahun, Ini Sebabnya
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa kawah Bromo mengeluarkan asap putih dan kelabu pada Rabu (13/12/2023).
Dugaan PVMBG, asap putih umumnya merupakan tanda awal erupsi.
"(Asap) warna kelabu itu pertanda ada abu yang terbawa ke permukaan, umumnya itu gejala awal erupsi di suatu gunung api," kata Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Ahmad Basuki, Rabu (13/12/2023), seperti dikutip Antara.
Dari pemantauan PVMBG pada 12 Desember 2023 pukul 00.00 sampai 24.00 WIB, kawah utama Gunung Bromo mengeluarkan asap putih dengan intensitas tipis hingga tebal setinggi 50 sampai 700 meter dari puncak gunung.
PVMBG juga mencatat adanya satu kali gempa tremor yang terekam seismograf dengan interval 0,5 sampai 1 milimeter.
Adapun tingkat aktivitas Gunung Bromo saat ini masih di Level II atau Waspada.
Untuk itu, masyarakat dan wisatawan atau pendaki diminta agar tidak mendekati kawasan tersebut dalam radius satu kilometer dari kawah aktif gunung Bromo dan mewaspadai kemungkinan terjadinya erupsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.