Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Suami yang Bunuh Istri Pakai Tabung Elpiji: Saya Capek tapi Diomeli Terus

Kompas.com - 14/12/2023, 17:02 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Seorang suami di Sidoarjo, Jawa Timur bernama Riyadi (58) mengaku menganiaya istrinya sendiri hingga meninggal menggunakan tabung elpiji 3 kilogram karena kerap mendapat omelan saat pulang bekerja.

Warga Desa Pranti, Sedati, Sidoarjo tersebut mengatakan, kejadian bermula saat dirinya baru pulang dari tempatnya bekerja di sebuah pabrik, Senin (11/12/2023), sekitar pukul 11.00 WIB.

"Saya diomeli terus setiap pulang kerja, seakan-akan saat saya pulang itu akan dipecat di pekerjaan saya," kata Riyadi, di Mapolresta Sidoarjo, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Sempat Karang Cerita, Suami di Sidoarjo Akhirnya Mengaku Pukul Istri hingga Tewas

Riyadi yang merasa kesal dan langsung memukulkan tabung elpiji ke kepala istrinya, Nur Azizah (55). Korban mengalami pendarahan dan langsung meninggal dunia.

"Setelah dari kamar mandi, saya ke dapur, terus sama dia (korban) dIomeli terus. Saya bilang sebentar, (saya) capek, tapi diomeli terus. Jadi setelah dari kamar mandi, terus keluar, saya pukul pakai elpiji. Saya khilaf, terus mata itu gelap, saya merasa bersalah," tambah Riyadi.

Baca juga: Hasil Otopsi Tunjukkan Ada Sejumlah Luka pada Nenek yang Ditemukan Tewas di Sidoarjo

Tak lama, Riyadi mendatangi rumah orangtuanya yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Bahkan, dia berteriak agar tetangga tahu istrinya meninggal dunia bersimbah darah.

Akan tetapi, Riyadi mengaku kepada sejumlah orang tersebut, telah menjadi korban pembobolan rumah. Selain itu, dia juga mengarang cerita istrinya telah dibunuh seseorang.

"Saya panik, takut ketahuan, terus saya mengarang cerita seperti itu. Saya juga langsung teriak, semua biar orang-orang tahu istri saya dibunuh," ujar dia.

Riyadi mengaku menyesal karena telah melakukan penganiyaan hingga korban meninggal dunia. Dia pun kerap terbayang wajah istrinya tersebut saat berada di balik jeruji besi.

Sementara itu, Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, saat diinterogasi pelaku mengaku kerap dimarahi korban, karena saat bekerja sering pulang lebih awal.

"Saat pelaku pulang dari tempat kerja dengan maksud istirahat dan makan di rumah, bertemu dengan istrinya yang langsung menegur pelaku," kata Kusumo.

Baca juga: Bunuh Mantan Pacarnya di Bogor, Devid Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Kusumo mengungkapkan, korban khawatir suaminya tersebut bisa dipecat, karena cepat pulang saat bekerja. Namun, pelaku menanggapinya dengan emosi dan melakukan penganiayaan.

"Pelaku memukul wajah korban menggunakan tabung elpiji satu kali. Kemudian memukul lagi di kepala bagian dahi sebelah kanan sebanyak dua kali, hingga korban tergeletak mengeluarkan darah," jelasnya.

Atas peristiwa itu, pelaku dijerat Pasal 44 ayat (3) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga. Dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara atau denda Rp 45 juta.

Baca juga: Tersangka Pembunuhan Berantai di Wonogiri Terancam Hukuman Mati

Diberitakan sebelumnya, Nur Azizah ditemukan meninggal dunia dalam kondisi berdarah oleh suaminya yang baru saja pulang bekerja, di dapur rumahnya, Senin (11/12/2023).

Polisi menemukan sebuah luka terbuka di bagian kepala korban. 

Polisi telah membawa jenazah nenek itu untuk diotopsi di RS Bhayangkara Porong. Tim forensik pun menemukan fakta korban sempat mengalami kekerasan sebelum meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com