LUMAJANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, produksi padi dan beras di Jawa Timur surplus. Namun, pihaknya harus menyuplai beras untuk provinsi lain.
Menurut Khofifah, tahun ini ada beberapa provinsi tambahan yang harus disuplai beras dari Jawa Timur. Di antaranya, Riau, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Padahal, biasanya Jawa Timur hanya menyuplai 16 provinsi di wilayah Indonesia timur.
Baca juga: Jika Ditugaskan Jokowi, Bulog Bakal Datangkan Beras 1 Juta Ton dari China
"Sesungguhnya produksi padi dan beras di Jawa Timur itu surplus 9,23 persen. Nah, ada beberapa provinsi yang dulu kita enggak suplai, September ini harus kita suplai," kata Khofifah saat berkunjung ke Lumajang, Rabu (20/9/2023).
Khofifah menjelaskan, saling suplai beras dan bahan pokok lainnya ke luar daerah merupakan sebuah keharusan.
"Artinya bahwa kita harus berpikir logistik ini untuk masyarakat Indonesia tidak bisa misalnya kita setop pokoknya beras Lumajang hanya untuk Lumajang," jelasnya.
Baca juga: Harga Gabah Rp 7.300, Bulog Karawang Hanya Bisa Serap untuk Beras Komersial
Sebagai informasi, kunjungan Khofifah ke Kabupaten Lumajang sekaligus menggelar pasar murah untuk mengintervensi harga bahan pokok yang melambung.
Di antaranya, beras yang di pasaran harganya terus naik hingga Rp 14.000 per kilogram, bisa ditebus dengan harga Rp 10.200 per kilogram. Telur di pasaran Rp 28.000, dibandrol ke masyarakat dengan harga Rp 23.000 per kilogram.
"Kita melakukan intervensi operasi pasar murah. Jadi kalau misalnya ada harga beras tadi saya tanya ibu-ibu di luar itu bisa bungkus Rp 14.000 tapi di sini Rp 10.200 itu artinya bahwa kita berharap keterjangkauan harga sembako oleh masyarakat itu bisa semakin mendekatkan pemenuhan kebutuhan sembako masyarakat," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.