Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Penanggungan di Jawa Timur: Sejarah, Pendakian, dan Harga Tiket

Kompas.com - 14/09/2023, 07:00 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Gunung Penanggungan terletak di Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan Jawa Timur.

Ketinggian Gunung Penanggungan adalah 1653 meter di atas permukaan laut dan sudah tidak aktif lagi.

Gunung Penanggung berjenis stratovolcano atau gunung yang memiliki sisi relatif curam dan lebih berbentuk kerucut dibandingkan gunung api perisai yang tersusun dari lava encer.

Gunung Penanggungan

Sejarah Gunung Penanggungan

Gunung Penanggungan bernilai penting karena hampir sekujur lerengnya dipenuhi oleh ratusan situs-situs arkeologi dan spiritual Indonesia dari era Hindu-Buddha.

Kurang lebih seratus bangunan atau sisa bangunan ditemukan. Letaknya kebanyakan berada di sisi barat hingga utara, masuk dalam Kecamatan Trawas, Mojokerto.

Berdasarkan mitos Jawa seperti yang tertulis dalam Kitab Panggelaran, Gunung Penanggungan (Pawitra) adalah bagian puncak Gunung Mahameru yang tercecer saat dipindahkan ke Jawadwipa (Pulau Jawa).

Penanggungan adalah salah satu dari sembilan gunung yang dianggap suci di Jawa.

Dalam kakawin Negarakertagama disebutkan bahwa Gunung Pawitra (Penanggungan) adalah satu dari tujuh gunung tempat para resi bertapa.

Gunung lain yang juga digunakan untuk bertapa adalah Sampud, Pucangan, Rupit, Pilan, Jagadhita, dan Butun.

Referensi mengenai kesucian tersebut tidak terlepas dari morfologi kompleks gunung. 

Satu puncak tertinggi yang dikelilingi oleh delapan puncak dengan letak yang mengingatkan pada gambaran mandala kosmologi Hindu-Buddha.

Pada sekitar lereng gunung ditemukan berbagai peninggalan perbakala, seperti ceruk pertapaan, candi, atau petirtaan dalam periode Hindu-Buddha di Jawa Timur.

Jalur pendakian Gunung Penanggungan via Jolotundo yang melewati situs-situs arkeologi yang diperkirakan peninggalan era Majapahit.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jalur pendakian Gunung Penanggungan via Jolotundo yang melewati situs-situs arkeologi yang diperkirakan peninggalan era Majapahit.

Inventarisasi dan dokumentasi pertama kali dilakukan oleh tim Dinas Kepurbakalaan Hindia Belanda pada tahun 1935-1940, pimpinan WF Stutterheim dan A Gall.

Baca juga: Ditemukan 116 Situs di Gunung Penanggungan

Inventarisasi tersebut dilakukan setelah banyak laporan dari berbagai sumber sejak tahun 1900. Beberapa laporan menyertakan foto dan prasasti dengan angka tahu dari abad ke-15 M.

Tim mencatat terdapat sebanyak 81 kepurbakalaan yang diberi angka Romawi I-LXXXI. Hasil penelitian tersebut baru diterbitkan pada tahun 1951, namun datanya tidak lengkap lagi.

Dilansir dari Tribunnewswiki, eksplorasi yang dilakukan oleh tim dari Universitas Surabaya (Ubaya) hingga 2017 telah menginventarisasi sebanyak 198 situs atau bangunan kepurbakalaan.

Beberapa stuktur yang ditemukan, yaitu Gapura Jedong (926 Masehi), Petirtaan Jalatunda (abad ke-10), Candi Kendalisodo, Petirtaan Belahan, Candi Merak, Candi Pendawa, Candi Yudha, dan Candi Selokelir.

Benda-benda lainnya berupa punden berundak dan tempat pertapaan.

Bangunan candi yang menempel pada dinding gunung atau lereng menjadi ciri khas candi di Gunung Penanggungan. Sehingga, candi-candi tersebut tidak berdiri sendiri.

Beberapa gaya punden berundak juga dianggap sebagai ciri khas gaya bangunan pemujaan di Nusantara.

Adanya penemuan "jalur ziarah" setelah kebakaran hebat 2015 makin meneguhkan bahwa gunung tersebut merupakan tempat suci masyarakat Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Surabaya
Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Surabaya
Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com