MADIUN, KOMPAS.com - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Madiun menyalurkan 1.190 ton beras bantuan pangan kepada 63.698 warga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (12/9/2023).
Beras bantuan pangan diberikan kepada warga sebagai upaya untuk menurunkan harga beras di Madiun yang terus melonjak tinggi.
Terlebih saat ini harga beras non subsidi di pasaran di Kota Madiun, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi jenis medium mencapai Rp 13.000 per kilogram. Sebelumnya harga beras medium non subsidi Rp 10.000 per kilogram.
Kepala Cabang Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Ferdian Darma Atmaja menyatakan total penerima bantuan pangan beras di Kabupaten Madiun mencapai 63.698 orang.
Penyaluran bapan dimajukan seminggu lebih cepat dari rencana sebelumnya menyusul makin naiknya harga beras di pasaran. Selain itu penyaluran bapan lebih cepat juga berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo.
“Permintaan Presiden (dipercepat penyalurannya) karena situasi saat ini inflasi sedang naik, el nino kemudian membuat harga beras masih tinggi. Sehingga percepatan penyaluran ini sedikit membantu menurunkan tensi inflasi maupun harga beras,” ujar Ferdi disela-sela launching penyaluran beras bantuan pangan di Kantor Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Harga Beras Naik Salah Satunya karena Kekeringan
Ferdi mengatakan, warga yang menerima banpan merupakan mereka yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosual (DTKS). Masing-masing menerima 30 kilogram per tiga bulan.
“Jadi ini bantuan bangan beras dari Bapanas tahap kedua. Kami salurkan dalam waktu tiga bulan berturut-turut mulai September, Oktober dan November. Setiap bulan warga menerima masing-masing 10 kilogram,” kata Ferdi.
Ia pun menjamin beras bantuan pangan yang diberikan warga tidak dalam kondisi rusak. Bila warga menerima beras rusak maka dapat langsung ditukar ke petugas pengirim beras.
Bagi warga yang tidak mendapatkan bantuan pangan beras, Ferdi mengimbau warga membeli beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) yang dijual di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Madiun.
Untuk harga eceran tertinggi di pasaran beras SPHP dibanderol Rp 10.900 per kilogram.
Hanya saja untuk mendapatkan beras SPHP, warga diminta untuk datang lebih awal di pasar.
Pasalnya beras SPHP akan menjadi bahan komoditas primadona di tengah mahalnya harga beras di pasaran.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Harga Beras Naik Salah Satunya karena Kekeringan
“Kami harapkan kepada masayrakat jangan sampai ketinggalan. Karena pasti beras ini menjadi primadona sehingga siapa cepat dia dapat. Bahasanya seperti itu. Maka masyarakat, jika ingin membeli beras ini datanglah lebih awal ke pasar. Karena pasar menyediakan sejak pagi,” kata Ferdi.
Ia memastikan ketersediaan beras SPHP selalu ada setiap hari di pasaran. Saat ini sudah ada 28 pedagang yang bermitra dengan Bulog untuk menjual beras SPHP di pasar.
Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Agung Budiarto meminta penerima beras bantuan pangan untuk mengembalikan bila menemuinya dalam kondisi berkutu.
Petugasnya siap membantu untuk menukarkan beras berkutu ke Bulog diganti dengan yang baru.
“Kalau ada temuan beras berkutu kita komunikasi dengan Bulog dan pasti diganti. Apalagi Bulog sudah menjamin kualitas beras yang diterima warga. Dan tadi sudah dicek kondisi berasnya. Hasilnya kualitasnya bagus,” jelas Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.