Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan di Situbondo Terus Meluas, Pengiriman Air Bersih Diminta Ditambah

Kompas.com, 6 September 2023, 15:26 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Krisiandi

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com - Musim kemarau di Kabupaten Situbondo membuat sumber mata air mengalami penyusutan. Bahkan ada sejumlah mata air yang kering.

Kondisi itu membuat krisis air bersih di sejumlah daerah. Masyarakat pun terpaksa membeli air untuk kegiatan sehari-hari. 

Menyikapi bencana kekeringan ini, Ketua Komisi I DPRD Situbondo meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menambah pengiriman air bersih ke area yang dilanda kekeringan. 

"BPBD Situbondo memiliki anggaran yang cukup untuk mengirim air bersih ke daerah kekeringan namun karena armada dan petugas di lapangan kurang sehingga tidak setiap hari desa yang mengalami kekeringan tersuplai air bersih," kata Ketua Komisi 1 DPRD Situbondo Hadi Prianto kepada Kompas.com Rabu (6/9/2023).

Menurutnya kondisi daerah yang mengalami kekeringan cukup memprihatinkan.

Banyak dari warga yang kekurangan air bersih terpaksa membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. Bantuan pemerintah perlu dimaksimalkan sehingga meminimalisasi kesulitan masyarakat.

Baca juga: Pakar UGM Ungkap Metode Efektif Atasi Kekeringan, Ini Acaranya

"Pengiriman air bersih yang dilakukan BPBD Situbondo tiga hari sekali, masa jeda itu membuat masyarakat harus turun ke bawah dan membeli air, nominalnya Rp 20.000 dapat beberapa jerigen," katanya.

Pihak DPRD Situbondo sudah melakukan rapat dengan BPBD terkait kondisi kekeringan tahun ini.

Dia menyampaikan bahwa pengiriman air bersih tidak boleh ada batasan waktu. Ketika masyarakat masih mengalami kekeringan, air harus terus disuplai.

"Pengiriman air bersih tidak boleh ada batasan waktu katakanlah sampai Bulan November, namun pengiriman boleh berhenti ketika sudah masuk musim penghujan dan air sudah melimpah," katanya.


Dia juga menyatakan, anggaran penanganan kekeringan di Situbondo hanya cukup untuk membeli air dan dikirim ke daerah kekeringan. Dana tidak cukup untuk menambah armada penganggut air.

"Mungkin harapannya Pemerintah Provinsi Jawa Timur bisa memberi bantuan truk tangki air untuk menyuplai beberapa daerah supaya bisa memenuhi kebutuhan air setiap hari, karena kami keterbatasan anggaran dan personel di lapangan," ungkapnya.

Hadi sapaanya juga mengaku telah mengunjungi beberapa desa yang mengalami kekeringan. Menurut dia, kondisinya sangat sulit.

"Selesai buang air kecil itu tidak ada air sehingga menggunakan tisu, benar-benar tidak ada," ucapnya.

Baca juga: 765 Hektar Sawah di Lampung Kekeringan, Pemprov Siapkan Ratusan Pompa Air

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto menyatakan, pengiriman air bersih akan terus dilakukan, diprediksi hingga November nanto.

Pengiriman air bersih setiap harinya mencapai 10.000 liter atau dua truk tangki.

Berikut daerah yang terdampak kekeringan pertama, Dusun Jambaran, Desa Plalangan, Kecamatan Sumbermalang. Kedua, Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh. Ketiga, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa. Keempat, Desa Selomukti, Kecamatan Mlandingan. Kelima, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih.

"Droping air rutin dilakukan setiap hari, sehari 10 ribu liter atau dua truk tangki dan sudah terjadwal," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau