Salin Artikel

Kekeringan di Situbondo Terus Meluas, Pengiriman Air Bersih Diminta Ditambah

Kondisi itu membuat krisis air bersih di sejumlah daerah. Masyarakat pun terpaksa membeli air untuk kegiatan sehari-hari. 

Menyikapi bencana kekeringan ini, Ketua Komisi I DPRD Situbondo meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menambah pengiriman air bersih ke area yang dilanda kekeringan. 

"BPBD Situbondo memiliki anggaran yang cukup untuk mengirim air bersih ke daerah kekeringan namun karena armada dan petugas di lapangan kurang sehingga tidak setiap hari desa yang mengalami kekeringan tersuplai air bersih," kata Ketua Komisi 1 DPRD Situbondo Hadi Prianto kepada Kompas.com Rabu (6/9/2023).

Menurutnya kondisi daerah yang mengalami kekeringan cukup memprihatinkan.

Banyak dari warga yang kekurangan air bersih terpaksa membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. Bantuan pemerintah perlu dimaksimalkan sehingga meminimalisasi kesulitan masyarakat.

"Pengiriman air bersih yang dilakukan BPBD Situbondo tiga hari sekali, masa jeda itu membuat masyarakat harus turun ke bawah dan membeli air, nominalnya Rp 20.000 dapat beberapa jerigen," katanya.

Pihak DPRD Situbondo sudah melakukan rapat dengan BPBD terkait kondisi kekeringan tahun ini.

Dia menyampaikan bahwa pengiriman air bersih tidak boleh ada batasan waktu. Ketika masyarakat masih mengalami kekeringan, air harus terus disuplai.

"Pengiriman air bersih tidak boleh ada batasan waktu katakanlah sampai Bulan November, namun pengiriman boleh berhenti ketika sudah masuk musim penghujan dan air sudah melimpah," katanya.

"Mungkin harapannya Pemerintah Provinsi Jawa Timur bisa memberi bantuan truk tangki air untuk menyuplai beberapa daerah supaya bisa memenuhi kebutuhan air setiap hari, karena kami keterbatasan anggaran dan personel di lapangan," ungkapnya.

Hadi sapaanya juga mengaku telah mengunjungi beberapa desa yang mengalami kekeringan. Menurut dia, kondisinya sangat sulit.

"Selesai buang air kecil itu tidak ada air sehingga menggunakan tisu, benar-benar tidak ada," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto menyatakan, pengiriman air bersih akan terus dilakukan, diprediksi hingga November nanto.

Pengiriman air bersih setiap harinya mencapai 10.000 liter atau dua truk tangki.

Berikut daerah yang terdampak kekeringan pertama, Dusun Jambaran, Desa Plalangan, Kecamatan Sumbermalang. Kedua, Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh. Ketiga, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa. Keempat, Desa Selomukti, Kecamatan Mlandingan. Kelima, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih.

"Droping air rutin dilakukan setiap hari, sehari 10 ribu liter atau dua truk tangki dan sudah terjadwal," ucapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/09/06/152644778/kekeringan-di-situbondo-terus-meluas-pengiriman-air-bersih-diminta-ditambah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com