Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan 2 Bus di Ngawi, Diduga Berawal dari Hindari Warga yang Menyebrang Jalan

Kompas.com - 31/08/2023, 19:09 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kecelakaan maut antara Bus Eka dan Bus Sugeng Rahayu terjadi di Ngawi, Jawa Timur pada Kamis (31/8/2023) pagi.

Akibat kecelakaan tersebut, dua sopir dan seorang pejalan kaki dinyatakan meninggal dunia di TKP.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ngawi, Jawa Timur AKBP Argowiyono mengungkapkan, tabrakan maut tersebut diduga berawal dari bus yang menghindari penyeberang jalan.

Hal tersebut diungkapkan saksi yakni seorang penumpang Bus Eka yang melihat warga menyeberang sambil berlari. Saat itu Bus Eka melaju dari Ngawi menuju Magetan.

Di saat bersamaan, meluncur bus Sugeng Rahayu dari selatan atau arah berlawanan. Sementara Bus Eka mengambil haluan ke kanan untuk menghindari penyeberang jalan.

Baca juga: Kecelakaan Bus Eka dan Bus Sugeng Rahayu di Ngawi, 2 Sopir Tewas di TKP

Kecelakaan pun tak bisa dihindari karena jarak kedua bus terlalu dekat.

"Bus Eka menabrak pohon jati sementara Bus Sugeng Rahayu melintang di tengah jalan. Saat melintang diduga bagian belakang bus menghantam ibu yang menyeberang jalan sehingga tewas di lokasi kejadian," kata Argowiyono.

Saat kecelakaan terjadi, masing-masing bus berisi 9 orang termasuk sopir dan kenek.

Setelah kecelakaan, kedua bus dalam kondisi ringsek parah. Bahkan bagian atap bus Sugeng Rahayu copot.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, pada dasarnya kemungkinan kerusakan yang akan dialami oleh bus ketika kecelakaan tidak akan bisa diprediksi.

"Sebab, rangka bus yang dibuat oleh karoseri tidak di desain aman untuk adu banteng," kata Sony kepada Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Kecelakaan Maut 2 Bus di Ngawi: Atap Sugeng Rahayu Sampai Terlepas, Bodi Depan Eka Ringsek

Terkait dugaan kecelakaan disebabkan karena menghindari penyeberang jalan, Sony berpendapat dalam kondisi tersebut seharusnya tidak bisa menyalahkan pihak lain.

"Pejalan kaki atau penyebrang jalan atau apapun itu normal ada di sekitar jalan. Tidak mungkin mereka tiba-tiba muncul. Kalau tiba-tiba muncul, pengemudi harus punya jurus. Jadi kecelakaan tersebut bisa dihindari kalau pengemudinya jaga kecepatan seperti yang kita tahu, mana ada bus kecepetannya rendah?," kata dia.

Ia menjelaskan untuk menghindari pejalan kaki bisa dilakukan dengan hard braking ke depan dan bukan dibanting ke arah laiin.

"Ngerem mendadak itu berbahaya, maka dari itu harus jaga kecepatan. Kalau menghindar arahnya ke obyek yang bergerak melawan arah, karen impactnya dua kali lebih besar, maka kerusakannya juga dua kali lebih parah," kata Sony.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sukoco, Janlika Putri Indah Sari| Editor : Pythag Kurniati, Azwar Ferdian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Surabaya
Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Surabaya
Kesaksian Warga soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan

Kesaksian Warga soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan

Surabaya
Kronologi KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, Terseret Ratusan Meter dan 4 Tewas

Kronologi KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, Terseret Ratusan Meter dan 4 Tewas

Surabaya
Perempuan Muda Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Kota Malang, Diduga Bunuh Diri

Perempuan Muda Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Kota Malang, Diduga Bunuh Diri

Surabaya
Terdampak Kecelakaan di Pasuruan, Keberangkatan KA Pandalungan Terlambat 150 Menit

Terdampak Kecelakaan di Pasuruan, Keberangkatan KA Pandalungan Terlambat 150 Menit

Surabaya
Penyebar Hoaks ODGJ Dijual Ayahnya di Jember Dilaporkan ke Polisi

Penyebar Hoaks ODGJ Dijual Ayahnya di Jember Dilaporkan ke Polisi

Surabaya
5.400 Calon Haji Lansia Berangkat dari Surabaya, Jemaah Tertua 109 Tahun

5.400 Calon Haji Lansia Berangkat dari Surabaya, Jemaah Tertua 109 Tahun

Surabaya
Tingkatkan Keterampilan Digital UMKM, Pemkab Nganjuk Gagas Program Omah Tandang

Tingkatkan Keterampilan Digital UMKM, Pemkab Nganjuk Gagas Program Omah Tandang

Surabaya
Putri, Menantu, dan Cucunya Tewas Ditabrak Sopir Truk Tangki yang Mabuk, Karmin: Mereka Mau Berlebaran

Putri, Menantu, dan Cucunya Tewas Ditabrak Sopir Truk Tangki yang Mabuk, Karmin: Mereka Mau Berlebaran

Surabaya
Kecelakaan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Perjalanan Kereta Terdampak

Kecelakaan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Perjalanan Kereta Terdampak

Surabaya
Cerita Mbah Harjo, Mantan Pejuang Kemerdekaan Jadi Jemaah Haji Tertua Indonesia

Cerita Mbah Harjo, Mantan Pejuang Kemerdekaan Jadi Jemaah Haji Tertua Indonesia

Surabaya
Gudang Ikan di Sumenep Ludes Terbakar, Kerugian Mencapai Rp 200 Juta

Gudang Ikan di Sumenep Ludes Terbakar, Kerugian Mencapai Rp 200 Juta

Surabaya
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, 4 Meninggal dan Kendaraan Sempat Terseret

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, 4 Meninggal dan Kendaraan Sempat Terseret

Surabaya
Ratusan Rumah di Kompleks Relokasi Penyintas Erupsi Semeru Diserang Ulat Bulu

Ratusan Rumah di Kompleks Relokasi Penyintas Erupsi Semeru Diserang Ulat Bulu

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com